Siang ini aku duduk di hadapan remaja yang berteriak kencang dengan lantang, pakaiannya serba putih, ia berpeci putih, jubah putih, sorban putih, kulitnya pun juga memang putih bukan sao matang. Ia berdiri tegak mulutnya bicara, memegang tongkat di tangan kanan, memegang pengeras suara di tangan kanan, ikut menambah kerasnya suara monolog itu.
KEMBALI KE ARTIKEL