Roundtable on Sustainable Palm Oil atau RSPO sering membanggakan diri dengan upayanya dalam mendorong keberlanjutan dalam industri kelapa sawit. Namun seperti kata pepatah, tindakan lebih berarti daripada kata-kata. Sementara RSPO mengklaim menegakkan transparansi dan konservasi, perusahaan perkebunan kelapa sawit bersertifikat terus terlibat dalam deforestasi besar-besaran,
krisis yang merugikan Indonesia hingga USD5,2 miliar atau sekitar Rp82,06 triliun setiap tahunnya. Kebijakan "deforestasi terkendali" RSPO tidak lebih dari sekadar undangan bagi perusahaan untuk berekspansi tanpa kendali, dengan hasil yang menghancurkan. Hampir
47,8% emisi gas rumah kaca Indonesia berasal dari perubahan penggunaan lahan dan deforestasi yang terkait dengan sektor pertanian, termasuk perkebunan kelapa sawit. Terlepas dari janji-janji RSPO, deforestasi tetap merajalela, dan standar lingkungan gagal mencegah emisi gas rumah kaca yang berbahaya. Lantas pertanyaannya, apakah RSPO benar-benar berkomitmen terhadap keberlanjutan, atau hanya sekadar label "hijau"?
KEMBALI KE ARTIKEL