Satiris Romawi, Juvenal, pernah meratapi kemerosotan masyarakat di sekitarnya, di mana masyarakat yang pernah bermartabat menjadi puas dengan
"panem et circenses" – roti dan sirkus, yang merupakan suatu frasa metonimia yang menyiratkan pemuasan dangkal. Dalam konteks politik, frasa ini berarti upaya  menciptakan dukungan publik, bukan dengan keunggulan dalam pelayanan atau kebijakan publik, melainkan melalui pengalihan, gangguan, atau pemuasan kebutuhan paling dasar dan mendesak dari masyarakat dengan memberikan obat penenang sementara: misalnya makanan (roti) atau hiburan (sirkus). Di Indonesia modern, gema frasa ini terasa tidak nyaman namun nyata. Ketika negara ini bergulat dengan tantangan kompleks, proses elektoralnya terkadang menyerupai kontes popularitas semata, di mana kandidat selebriti dan tontonan dangkal kerap menenggelamkan diskursus serius, serta pengawasan terhadap mereka yang ingin memimpin.
KEMBALI KE ARTIKEL