Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Subuhku, Subuhmu

2 November 2013   10:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:41 108 0
Ufuk timur mulai memerah. Pohon mulai membuka pintunya. Tetesan embun membangunkan rumput yang tunduk terinjak sandal dan sepatu kotor para pejalan kemarin.
Disurau kecil itu...
"Aku adalah setan." Kata pemuda pembawa obor melirik pak tua, baru saja keluar dari surau. Pak tua berhenti sesaat, peci dirapikan sambil mencari asal mula suara itu. Dilihatnya pemuda tadi masih duduk dipinggir surau yang berlatar kayu pipih panjang. Pak tua mengerut, dahinya terangkat, kembali mengingat-ingat pertanyaan kepada pemuda itu sehingga tahu mengapa pemuda itu memberi jawaban seperti itu. Oh iya, aku tadi mengajaknya untuk solat bersama, tapi dia menolak.
"Apa sebenarnya maumu?' tanya pak tua, sambil turun surau tanpa hiraukan pemuda itu. Buru-buru pemuda itu menghampiri pak tua.
"Tugasku selanjutnya tadi adalah menuntun bapak selamat sembahyang disurau", jelasnya.
"Tumben?" tanya Pak tua.
"Tujuan utamaku sebenarnya adalah menjerumuskan bapak supaya tidak solat. ingat? subuh tadi? Bapak terpeleset? Itu karena aku", kata pemuda pembawa obor. Pak tua hanya memangut.
"Ketika bapak pulang, aku bersorak. Namun rupanya bapak pulang hanya ganti celana. Tiba-tiba terdengar suara dari langit. Orang ini, telah Aku hapus dosanya yang lalu dan hari ini ", jelasnya.
"Untuk yang kedua, aku berbuat sama. Lagi, bapak tak jera. Pulang dan kembali berangkat ke surau. Langit kembali bersuara, hari ini telah aku ampuni dosa negara ini karena bapak", jawab pemuda pembawa obor geram
" Itulah mengapa, tadi subuh aku menuntun bapak dan menerangi jalan bapak hingga bisa sampai surau dan solat. karena jika bapak terpeleset lagi? Aku takut Tuhan akan mengampuni dosa seluruh umat manusia hanya karena bapak", jawab pemuda semakin lirih lalu perlahan hilang menguap bersama munculnya sang penguasa siang. Rahasia solat subuh berjamaah kembali terkuak.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun