saat dua bibirku bergetar melontar kata
sebentar,
dan jari-jari asyik melingkar di leher gitar.
Bahkan awan-awan menggelapkan diri
meninggalkan putih tubuh-tubuhnya di langit latar
menghampiri hitam tak peduli
menghabisi nikmat sendiri.
Inilah ketakutanku,
kau berkenalan dengan selain kapan.
Sebentar, besok, dan masih agak menjadi tak berlaku
di sepasang rindu dan sekarang. Aku membeku.