Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Dari Mata, Turun, dan Habis

2 Oktober 2022   11:30 Diperbarui: 2 Oktober 2022   11:45 100 6
Berkala-kala
mata sepakbola
melihat kalah sebagai jendala,
bukan adakala.

Laga kecil-besar
menjelma ajang hajar,
penuh kata tanpa kadar
yang panas sampai membakar.

Rumput-rumput,
ditumbuhi rumpun
orang takut,
turun mengaduh dan meminta ampun.

Terdengar kata.
Hanya dari layar kaca
setiap pasang mata
teduh tak memantul gas air berkaca.

Bila pulang
mati sia,
bernyanyi setia dan hadir sedia
tak menjadi mulia.

Jangan kembali,
nyali tanpa kendali
harus habis tanpa kecuali
sampai ada peduli.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun