Mohon tunggu...
KOMENTAR
Horor

Berkemah

2 September 2024   14:25 Diperbarui: 2 September 2024   14:30 40 0
Malam ini adalah malam kedua Dion berkemah di bumi perkemahan dekat kaki gunung bersama teman-teman sekolahnya. Tadi baru saja dia mengikuti upacara api unggun, setelah pementasan dan seru-seruan, pembina mereka meminta mereka untuk beristirahat di tenda masing-masing. Dion susah tertidur, bahkan sejak malam pertama dia tiba di perkemahan ini. Selalu saja dia tertidur di jam-jam mendekat subuh. Dia hanya terbaring, di samping teman-temannya yang tengah mendengkur pelan dengan nyenyaknya. Biasanya Dion membuka handphone jika tak bisa tidur, namun sekarang lain cerita karena dia tidak diperbolehkan membawa handphone oleh pembina. Jadilah dia bosan sebosan-bosannya. Tiba-tiba, ia mendengar suara gending jawa, seperti suara gamelan orang hajatan. Sudah sejak malam pertama Dion mendengarnya. Awalnya saat malam pertama Dion mengabaikan suara-suara gamelan itu, mungkin memang orang hajatan karena bumi perkemahan mereka tidak jauh dari perumahan warga. Dion memutuskan untuk membuka tenda, dia berjalan keluar sendirian. Entah kenapa dia ingin kencing. Suasana bumi perkemahan sepi, hanya ada beberapa guru, senior dan pembina di pos yang masih terjaga. "Mau ke mana kamu?" tanya seorang senior yang sempat menyoroti Dion dengan senter yang dia bawa. "Mau ke WC kak," jawab Dion singkat. "Ya sudah aku temenin, sendirian kan?" tawarnya, Dion mengangguk samar. Lalu Dion berjalan menuju WC di belakang rambut panjang seniornya yang tengah memimpin jalan dengan senter. "Aku tunggu di sini," kata senior itu setelah sampai. Tentu dia tidak akan masuk bersama Dion di WC khusus cowok. Setelah Dion mengurus urusan hajatnya, ia kembali dan mencari si senior itu. Namun tidak ada. Tiba-tiba dari balik pepohonan yang gelap dekat WC itu, sesosok hitam tengah melihatnya dalam balik kegelapan, matanya menyorot, giginya tersenyum lebar, "udah, kencingnya?" ujar suara itu dengan penuh kengerian. Melihat itu Dion langsung berlari ketakutan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun