Anak sering kali dikonotasikan sebagai sumber anugerah. Anak dalam masyarakat diartikan sebagai sumber kekuatan dan penguat dalam hubungan dua insan yang berumah tangga. Para pengantin muda, sering mendambakan kelahiran seorang anak sebagai pewaris keturunan, serta penerus generasi. Anak dalam masyarakat sering menjadi titik sentral yang digaungkan sebagai pembawa rezeki. Masih terdengar dalam dunia modern seperti sekarang yang menyebutkan, banyak anak banyak rejeki? Bertahan demi anak? Atau bahkan anak sebagai sumber pembawa kebahagiaan dan keberuntungan? Tidak jarang pula masyarakat mengatur hubungan yang cenderung sebagai urusan privat menjadi urusan publik. Para penggantin muda yang belum memiliki keturunan, membuat masyarakat ikut andil dalam hubungan keduanya. Pertanyaan yang sering kali hadir kepada pasangan muda, atau kepada pasangan yang menunda keturunan karena satu dan lain hal adalah, "Bagaimana sudah isi?", "Kapan dedeknya
lauching?", "Makanya begini dan begitu?" Terdengar dengan jelas dalam pandangan dan suara masyarakat masa kini.
KEMBALI KE ARTIKEL