Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Gambaran Jakarta yang Baru

7 April 2011   21:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:01 405 4
Baru menonton dokumenter tentang kota-kota besar dunia menghadapi akibat negatif  dari pemanasan global. Dari  ibukota Bangladesh , Jakarta , Bombay , Tokyo , Los Angeles , Afrika dll.

Kebanjiran menempa Bangladesh lebih sering . Dan akibatnya pun lebih berat lagi bagi rakyat miskin. Di sebuah kota besar di Afrika ( yang saya tak ingat , saya PELUPA ) , gubernurnya mengeluh karena penduduk desa berbondong-bondong ke kotanya. "Fasilitas , infrastruktur dan kemampuan kota tak mampu lagi menampung  mereka , " keluh gubernurnya. Yang tentu saja juga jengkel karena pendatang dari desa itu hanya mampu membuat rumah petak  yang tidak memenuhi kriteria kesehatan  di perumahan kumuh yang tak tertata sama sekali.

Bukan saja buruknya lingkungan dan kerasnya hidup di kota besar yang dihadapi para mantan petani desa yang kabur ke kota gara-gara kekeringan yang berkepanjangan, namun juga rasa rindu pada alam . Pepohonan yang hijau.

Di Mumbay / Bombay gubernurnya ( seorang wanita) tak membayangkan betapa beratnya masalah yang harus dipecahkan ketika semakin banyak penduduknya memiliki mobil kecil yang murah meriah yang diproduksi di India.  Katanya , "Kita memberi izin pabrik mobil dan kita tak bisa menentukan apa yang rakyat beli."

Wah , ingin saya mengirim email singkat :" Bu , syaratkan agar mobil itu tak berpolusi . Dan , pajak tahunan 20% dari harga mobil. Dan syaratkan mereka agar punya tempat parkir sebelum beli mobil , seperti di Tokyo. "       Moso kekurangan akal seh ?

Seorang lainnya ( mungkin dosen ) mengeluh bahwa kotanya meniru-niru Los Angeles  yang sudah terlanjur salah asuh , eh , salah tata dari awal. Doeloe orang tidak memikirkan bahwa ketergantungan pada minyak membahayakan kehidupan bersama , boro-boro  terpikir soal Peak Oil .  Apalagi pemanasan global !

Waktu itu merupakan hal yang normal bermimpi punya rumah besar dan mobil.  Maka dibangunlah perkantoran di pusat kota dan perumahan di luar kota. Sayang transportasi umum  dianaktirikan sekali. Sehingga mau tidak mau orang yang tinggal di luar kota harus memiliki mobil.

California adalah negara bagian yang bisa mempengaruhi policy Washington , terutama soal pemanasan global. Pada mulanya , apalagi sewaktu kaum neoliberal sedang  naik daun dalam masa George W. Bush , pemasan global bahkan tidak mau diakui akibat aktivitas negatif manusia. Namun walau pun gubernur California Republikan ,  Arnold Schwarzenegger , tetapi policy-nya dalam soal lingkungan hidup jauh  berbeda dengan teman satu partainya yang menjadi presiden waktu itu. Sampai saat ini sudah 13 negara bagian di USA yang memiliki hukum lingkungan hidup yang lebih ketat dari hukum yang dibuat oleh Washington.

Tentu saja polusi berat yang tiap hari dihadapi penduduk  Los Angeles gubernurnya mempengaruhi gubernurnya. Masa gara-gara ideologi , mata ditutup menghadapi fakta yang kasat mata. Maka  mulailah aturan polusi sangat diperketat. Dan di daerah Lancaster , di Los Angeles , dilakukan proyek kecil-kecilan untuk  membangun lingkungan yang tidak mendorong orang memiliki mobil :

Perumahan , perkantoran , gym , rumah makan / kafé dll adanya  relatif  berdekatan. Oya , hal ini tidak menjadi masalah karena apartemen / rumah memiliki isolasi yang cukup , kalau tidak , tentu akan merasa terganggu oleh tetangga.

Karena dari doeloe saya menginginkan Jakarta dipindahkan saja , maka dengan adanya pemanasan global yang akan  menenggelamkan Jakarta dan membuat penyakit semakin meraja rela dari malaria , demam berdarah , sakit jiwa dst , merupakan kesempatan yang tepat  untuk mulai mikirkan ke mana dipindahkan.  ( Yang tidak mau ikut pindah , jangan mendemo saya )

Syarat  umum : Lahan yang murah dan luas  harus ada ,  tidak berdekatan dengan gunung berapi atau sungai yang membuat banjir , jauh dari daerah yang berisiko gempa , sumber air melimpah ( Weh , siapa mau punya kota baru yang  tidak punya air buat menyirami taman-taman kota yang banyak jumlahnya ?  Memangnya tinggal di gurun atau di Los Angeles yang rumput di perumahan bisa jadi cokelat warnanya karena tak diperbolehkan oleh Pemda sering-sering menyirami rumput !  )

Ibukota baru ini harus mengutamakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi. Trotoarnya lebar , jalur khusus untuk bersepeda ada . Menyeberang jalan bagi manula mudah dan tidak berbahaya.

Di setiap gedung jangkung  ada taman  dan solar cells. Gedung yang dibangun harus memenuhi ketentuan ketat : konsumsi listrik per kuadrat meternya harus rendah , segi estetika bangunan juga harus disetujui tim khusus yang membantu Pemda dalam pembangunan kota ini. Tim ini terdiri dari arsiktek dalam dan luar negeri. Dan tentunya masyarakat luas pun boleh ikut urun rembug dengan usulan yang konstruktif. Melalui Kompasiana , please !

Seperti yang telah saya tulis , jumlah taman kotanya harus banyak . Kalau tidak , lebih baik tak usah pindah.

Ada puluhan tempat untuk pedagang dorongan menunggu pembeli. Tentunya mereka harus mempunyai izin dan surat keterangan bahwa memang benar mereka pengusaha mikro yang gurem. Di tempat ini ada fasilitas air bersih dan got.

Pemda membangun dan memiliki rumah susun sewa  untuk semua golongan.  Jumlah apartemen ini harus cukup banyak. Harga sewanya bervariasi tergantung dari luas dan fasilitas yang dimiliki apartemennya. Tiap apartemen memiliki balcony yang  relatif luas , dan para penyewa diwajibkan berkebun  vertikal . Misalnya , menanam bunga-bunga  di pot. Atau , menanam cabai , tomat ... Di lantai dasar gedung apartemen ini  dikosongkan sebagian ,  untuk warung rakyat. Dan juga sebagai tempat bagi para penghuni apartemen berbaur dengan tetangganya , walaupun mungkin cuma beberapa menit. Kan bisa terus dilanjutkan di Kompasiana....

Weeh , udah ah , bosan , mau nulis di   profile neh...  Yang   jelas kota , rumah tangga , negara yang carut - marut lama-lama bisa mencetuskan penyakit jiwa sebagian penduduknya yang stres  , apalagi yang  berbakat ( ada gen-nya) . Kalau tidak penyakit jiwa , ya sakit jantunglah , alergi lah  dan sebagainya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun