Menurut sebuah survei, mayoritas generasi muda (59 persen Generasi Z dan 57 persen Milenial) membeli produk daur ulang. Business of Fashion, otoritas digital terkemuka di industri fashion global menyatakan bahwa Gen-Z telah "membantu mempopulerkan daur ulang dan penjualan kembali pakaian bekas yang akan menjadi bisnis senilai $51 miliar pada tahun 2025."
Perkembangan ini sangat menggembirakan dan dunia yang mengalami tantangan iklim harus menyambutnya dengan tangan terbuka.
Mendaur ulang? Saya pikir saya pernah melakukannya dan sekarang masih melakukannya.
Di masa kecil, saya dan teman bermain dengan cerdas mengubah kaleng kosong menjadi "mobil" dengan menggunakan tutup botol sebagai rodanya. Saya bahkan berhasil merangkai "gerbong kereta" dari kaleng tersebut. Memiliki mobil kaleng bekas dengan kualitas terbaik adalah suatu kebanggaan.
Selain kaleng kosong, kami juga mengumpulkan sandal bekas yang dengan cerdas kami ubah menjadi perahu layar khayalan dan mengapung di aliran got atau parit.
Itulah pengalaman pertama saya dengan daur ulang, meskipun dalam bentuknya yang paling primitif.
Jadi apa sebenarnya upcycling itu dan apa manfaatnya?
Mendaur ulang sesuatu berarti memecah barang tersebut kembali ke kondisi aslinya, kemudian memulihkannya dan menggunakannya kembali untuk tujuan yang sama.
Dengan daur ulang, Anda tidak mengembalikan barang yang dibuang ke keadaan semula. Bahan bekas yang "lama" dengan beberapa modifikasi, diubah menjadi produk "baru". Ini adalah produk yang sama tetapi dirancang ulang secara kreatif untuk penggunaan lain. Jadi, sisa-sisa kain yang sudah dibuang dikumpulkan dan diubah menjadi permadani atau tisu kain. Koran bekas dan botol bekas tidak dimusnahkan. Barang-barang tersebut dipoles, didesain ulang dan diberi nilai tambah sebagai tas bergaya atau barang dekoratif atau hadiah yang menarik.
Bukankah itu menggunakan kembali? Ya, tapi bedanya ini ada nilai tambahnya! Nilainya meningkat.
Daur ulang adalah skenario kemenangan. Kita membantu lautan dan perairan kita membuang sampah buatan manusia. Hal ini membantu mengurangi ruang di tempat pembuangan sampah yang seharusnya dipenuhi oleh sampah kita. Perusahaan-perusahaan yang membuat produk-produk daur ulang membantu memberikan pendapatan tetap bagi para pengangguran dan masyarakat kurang beruntung yang mereka pekerjakan. Kota-kota kita sekarang dapat mengharapkan masa depan iklim yang lebih berkelanjutan.
Izinkan saya berbagi pemikiran pribadi saya tentang daur ulang. Seperti yang saya katakan, kita perlu menjadikannya perbincangan baru di media sosial kita. Selain itu, kita perlu mengembangkan pola pikir daur ulang.
Memiliki pola pikir daur ulang akan membangkitkan kreativitas tanpa akhir dan membutuhkan sikap DIY (Do It Yourself). Bayangkan dunia ini sebagai sebuah pabrik daur ulang raksasa. Seperti yang dikatakan seseorang: "Semua sampah di sekitar kita dan di dalam diri kita ada di sini untuk kita daur ulang secara kreatif menjadi produk yang dapat digunakan." Barang bekas apa yang bisa saya daur ulang hari ini adalah alasan menarik untuk bangun setiap pagi.
Ini juga merupakan pendekatan yang baik untuk kehidupan pribadi. Hal ini mendorong kita untuk membuang mentalitas sekali pakai dan membuat sesuatu sendiri dibandingkan hanya menjadi konsumen.
Bahkan sekarang, saya selalu mencari cara untuk memanfaatkan barang bekas. Ketika anak perempuan saya perlu membuat diorama mini untuk kelasnya, dia memanfaatkan kotak karton yang telah saya timbun untuk memotong gambar dinosaurus, mengecatnya dengan warna-warna cerah dan meletakkannya di atas karton pipih. Karyanya sangat dipuji oleh gurunya!
Hal ini membuat saya mengatakan bahwa di sekolah, kita harus mendorong siswa untuk merancang dan membuat produk daur ulang menggunakan bahan-bahan yang dikumpulkan di rumah dan sekolah seperti gelas plastik kosong, kaos oblong, mainan bekas, kertas koran, majalah, kertas, kantong plastik dan sebagainya.
Pola pikir upcycling memperluas perspektif spiritual seseorang. Daur ulang adalah cara mempraktikkan rasa hormat terhadap sesuatu. Ini seperti menyelamatkan suatu benda dari kepunahannya dan memberinya kesempatan hidup baru atau kesempatan kedua untuk berguna. Atau seperti yang dikatakan seseorang, jiwa baru.
Misalnya, koran bekas dan tumpukan kertas bekas bisa menjadi media ekspresif untuk karya seni kreatif berbahan kertas seperti paper tole art atau lukisan kolase kertas.
Kursi atau papan setrika daur ulang bisa menjadi bahan percakapan yang mengarah pada pembicaraan lebih dalam tentang alam, seni dan sejarah.
Lebih penting lagi, pola pikir mendaur ulang berfungsi sebagai ajakan berkelanjutan atau pengingat lembut untuk mendaur ulang dan menggunakan kembali diri Anda sendiri. Lagipula diri Anda yang lama sudah melewati tanggal kadaluwarsanya. Bagaimana Anda menanamkan nilai bermakna pada buku tersebut tanpa sepenuhnya membuang kisah masa lalunya?
Mari kita tinggalkan pertanyaan itu untuk Anda cari tahu sendiri. Pembicaraan ini masih jauh dari selesai.