Penentuan waktu kunjungannya sangat penting karena tiga alasan. Pertama, Ukraina sedang melakukan serangan balasan besar-besaran untuk mengusir pasukan Rusia. Meskipun Kyiv mengalami kemajuan, kemajuannya lebih lambat dari yang diperkirakan banyak orang. Selain itu, AS enggan memberikan senjata jarak jauh yang dibutuhkan Ukraina. Zelensky ingin menuntut ini.
Kedua, musim dingin semakin dekat dan memori akan pemadaman listrik dan pemanas akibat serangan udara Rusia tahun lalu masih segar dalam ingatan banyak warga Ukraina. Rusia menyerang jaringan listrik Ukraina untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan. Menyebabkan ribuan orang merasakan pemadaman listrik. Ini sekaligus menjadi pengingat betapa sulitnya musim dingin yang lalu dan betapa menantangnya musim dingin yang akan datang. Setelah rudal jarak jauh, Zelensky mungkin akan meminta lebih banyak sistem pertahanan udara.
Terakhir, Kongres akan segera melakukan pemungutan suara mengenai apakah akan memberikan lebih banyak dukungan militer dan keuangan kepada Ukraina. Bantuan tambahan akan sangat penting menjelang bulan-bulan musim dingin. Namun beberapa politisi banyak yang skeptis untuk mengirimkan lebih banyak bantuan ke Ukraina. Zelensky berada di Washington untuk mencoba meyakinkan mereka semua.
Tahun ini presiden Ukraina berpidato langsung di Majelis Umum setelah tahun lalu berbicara secara virtual. Sebagian besar pidatonya berfokus pada ancaman nuklir yang dilakukan Moskow. Beliau mengatakan kepada hadirin: "Lihat apa yang dilakukan Rusia terhadap pembangkit listrik Zaporizhzhia. Membombardirnya, mendudukinya dan sekarang memeras negara lain dengan kebocoran radiasinya."
Mengingat perhatian dunia yang tertuju padanya, beliau juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mengatasi kegagalan kesepakatan Black Sea Grain Initiative. Kesepakatan ini ditengahi oleh Turki tahun lalu untuk memungkinkan pengiriman gandum Ukraina ke negara-negara di Afrika, Timur Tengah, dan Tiongkok.
Selama hampir satu tahun gandum Ukraina diekspor tanpa ancaman apa pun dari Angkatan Laut Rusia. Sejak bulan Juli, Rusia telah menangguhkan partisipasinya dalam inisiatif tersebut sehingga menimbulkan keraguan terhadap keamanan pangan global.
Setelah New York, Presiden Zelensky menuju ke selatan untuk menyampaikan permohonan kepada para pembuat kebijakan di Washington agar memberikan lebih banyak bantuan untuk Ukraina. Ini bukan tugas mudah.
Sebab semakin banyak anggota Partai Republik yang menentang dukungan tambahan untuk Ukraina. Mereka bergabung dengan beberapa anggota Partai Demokrat yang juga mulai bosan dengan bantuan militer yang terus berlanjut terutama setelah keputusan pemerintahan Biden tahun ini untuk tetap memberikan bantuan militer ke Ukraina sehingga menciptakan dinamika yang tidak biasa dalam politik Amerika di mana para politisi sayap kanan dan sayap kiri kini bersekutu untuk menentang dukungan terhadap Ukraina.
Zelensky menghabiskan waktu berjam-jam bertemu dengan anggota Kongres. Beliau juga menerima pengarahan militer di Pentagon dan bertemu Biden di Gedung Putih. Kunjungannya diakhiri dengan pidato di Gedung Arsip Nasional. Sepanjang kunjungannya, ada satu pesan yang terungkap. Semakin cepat Ukraina mendapatkan senjata yang dibutuhkannya, semakin cepat pula perang berakhir.
Akhirnya kunjungan Zelensky ke Washington berhasil. Bisa jadi ada alasan yang kuat bagi AS sehingga tetap melanjutkan dukungan militernya terhadap Ukraina.
Terlepas dari pendapat beberapa anggota Kongres, selama 19 bulan terakhir, bantuan Amerika ke Ukraina hanya berjumlah sekitar 0,04 persen PDB. Jika memang ada kemauan politik , hal ini sangat mudah dilakukan. Bukankah Ukraina telah berjuang keras menghadapi angkatan bersenjata Rusia yang secara jelas dan nyata sebagai salah satu musuh geopolitik utama Amerika? Perlawanan keras Ukraina terhadap invasi Rusia juga kemungkinan besar memainkan peran penting dalam menghalangi agresi apa pun terhadap Taiwan
Meskipun beberapa pihak di AS berpendapat bahwa lebih banyak bantuan militer akan menunda perundingan perdamaian dan memperpanjang perang, namun harus diingat, rakyat Ukraina telah berjuang mati-matian demi kelangsungan hidup mereka.
Jika Rusia menghentikan operasi militernya, mungkin perang akan segera berakhir. Namun jika warga Ukraina berhenti berperang, jelas negara mereka bisa musnah. Apalagi Kremlin belum menunjukkan tanda-tanda menginginkan perdamaian melalui negosiasi. Sebaliknya, Moskow justru melancarkan gelombang perekrutan lagi untuk mengirim pasukan baru ke Ukraina. Jika politisi Amerika ingin perang segera berakhir, maka mereka harus memberikan apa yang dibutuhkan Ukraina untuk menang dan bukan sekadar bantuan yang cukup untuk bertahan hidup.
Ketika Amerika memasuki masa kampanye pemilihan presiden, akan tergoda bagi sebagian orang untuk membawa politik ke dalam perdebatan mengenai dukungan Amerika terhadap Ukraina. Ini bisa jadi sebuah kesalahan besar. Memotong bantuan militer AS ke Ukraina jelas tidak merugikan Biden tapi  sudah pasti merugikan warga Ukraina.