Lihatlah apa yang terjadi di Amerika Selatan dan Timur Tengah. Negara-negara yang tadinya dianggap demokratis kini bergerak menuju kediktatoran.
Pemerintahan yang sepenuhnya demokratis terus-menerus mendapat kecaman ketika mereka mencoba untuk menjadi independen.
Secara khas, deep state mendorong kudeta militer ketika tujuan politik dan kebijakan ekonomi suatu negara mulai menyimpang dari keinginannya.
Alasan sebenarnya di balik serangan terang-terangan imperium ini adalah untuk melindungi dan mempertahankan globalisasi neoliberal.
Di Amerika Selatan, situasi politik sedang berubah secara dramatis. Satu dekade yang lalu hampir semua negara mendorong kebijakan sosio-ekonomi yang berpihak kepada rakyat. Situasi saat ini lebih beragam.
Ada sejumlah negara yang sepenuhnya mendukung neoliberalisme, sementara negara-negara lain memilih untuk membungkamnya.
Negara bagian Ekuador, Chile, Brasil, dan Bolivia bergerak lebih ke kanan, sementara Kuba, Nikaragua, dan Venezuela masih menolak penerapan neoliberal yang diterapkan imperium tersebut.
Meksiko dan Argentina sedang mencoba untuk kembali ke arah yang lebih seimbang sehubungan dengan kebijakan sosial-ekonomi mereka secara umum.
Di Timur Tengah, Lebanon dan Irak juga sedang mengalami krisis.
Sekali lagi, permasalahan kesenjangan dan mal-governance masih menjadi inti permasalahan yang mendasari kekacauan di Timur Tengah.
Tentu saja terdapat perbedaan antara kedua wilayah tersebut. Kecenderungan politik fasis yang sudah lama ada yang sebagian besar terjadi di kalangan kelas politik di Amerika Selatan merupakan isu yang unik.
Di Amerika Selatan, kelas penguasa sebagian besar terdiri dari keturunan pemukim Eropa. Persoalan pelik mengenai perpecahan rasial yang antagonistik ini selalu menjadi latar belakang di wilayah yang luas ini. Dengan kata lain, keragaman ras dan etnis telah menjadi salah satu alat utama yang menggagalkan proyek koherensi yang harmonis.
Kebijakan-kebijakan yang dangkal dan memecah-belah yang dilakukan oleh para elit sebagian besar diterapkan untuk memenuhi kebutuhan serakah para politisi dan oligarki korup baik lokal maupun asing dan hanya akan menimbulkan pemberontakan dan revolusi!
Memang benar, menciptakan tatanan sosio-ekonomi baru yang lebih egaliter, berketahanan, demokratis, dan sebagainya mungkin tidak mudah. Mengingat kurangnya pemikiran kritis di antara kita.