Bentuk baru kolonialisme ini lebih menguasai daripada kolonialisme tradisional karena memanfaatkan teknologi untuk menaklukkan orang-orang di seluruh dunia.
Menganalisis kolonialisme modern tidaklah mudah karena tidak dapat dipahami hanya dalam batasan metodologi lama yang digunakan untuk memahami kolonialisme tradisional.
Revolusi informatika telah memperluas domain dominasinya di seluruh alam semesta manusia dan informasi yang melimpah yang dibombardir oleh media-media arus utama mengarah pada dominasi ini.
Jika kita tidak meredam kegilaan kita dengan informasi yang berlebihan ini dan menolak untuk mematuhi fiksasi teknologi yang tidak sehat, maka kita akan ditindas.
Kita tidak boleh tunduk pada "techno-sphere". Pada keinginan hewani manusia dan karena itu adalah sistem eksploitatif yang didorong oleh logika reproduksinya sendiri dan mengabaikan kehidupan dan ekosistem yang lebih besar.
Bentuk baru kolonialisme yang muncul melalui teknologi modern dapat dilihat sebagai keadaan di mana penduduk asli tidak memiliki kekuatan dan tidak memiliki pilihan.
Informasi dalam jumlah besar yang diproduksi dan disebarluaskan melalui internet dan bentuk teknologi lainnya telah menciptakan situasi di mana orang dibombardir dengan informasi yang berlebihan yang dapat menyebabkan kecemasan dan ketidakberdayaan.
Dominasi ini tidak hanya terbatas pada informasi yang dikonsumsi tiap orang tetapi juga meluas ke sistem yang mengatur kehidupan mereka.
Misalnya, otomatisasi telah menyebabkan pengurangan jumlah tenaga kerja dan penggunaan algoritma dalam proses pengambilan keputusan dapat memperkuat bias dan melanggengkan diskriminasi.
Selain itu, "techno-sphere" adalah sistem eksploitatif yang didorong oleh logika reproduksinya sendiri yang seringkali mengabaikan kehidupan manusia dan ekosistem yang lebih luas.
Fokusnya adalah memaksimalkan keuntungan dan produktivitas tapi malah mengorbankan kesejahteraan manusia dan kelestarian lingkungan.
Untuk mengatasi efek negatif dari bentuk baru kolonialisme ini, penting untuk menolak fiksasi tidak sehat yang berlaku pada teknologi dan sebaliknya berfokus pada nilai dan kebutuhan peradaban manusia termasuk memprioritaskan kesejahteraan manusia, kelestarian lingkungan dan distribusi sumber daya dan peluang yang lebih adil.
Tantangan lainnya adalah cara teknologi mengubah sifat pekerjaan dan ekonomi. Otomasi dan kecerdasan buatan dengan cepat menggantikan pekerjaan terutama di industri yang mengandalkan tenaga kerja manual atau tugas rutin.
Hal ini dapat menyebabkan pengangguran dan ketimpangan ekonomi yang dapat memperburuk ketegangan sosial dan politik suatu negara.
Untuk mengatasi efek negatif dari bentuk baru kolonialisme ini, penting untuk mengembangkan pemahaman kritis terhadap teknologi dan perannya dalam masyarakat termasuk mengenali cara-cara teknologi tersebut digunakan untuk memperkuat struktur kekuasaan dan melanggengkan ketidaksetaraan.
Kita juga harus melibatkan pengembangan visi alternatif teknologi yang memprioritaskan kesejahteraan manusia, kelestarian lingkungan, dan keadilan sosial.
Pada akhirnya, tantangan kolonialisme baru adalah menemukan cara untuk memanfaatkan kekuatan teknologi untuk kebaikan yang lebih besar sembari melawan efek negatifnya.
Hal ini membutuhkan kemauan untuk terlibat dalam refleksi dan dialog kritis serta komitmen untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan setara dan tentu saja mengurangi keserakahan.
Bentuk baru kolonialisme yang muncul melalui teknologi modern tidak terbatas pada bentuk-bentuk penindasan yang terang-terangan tetapi juga mencakup bentuk-bentuk dominasi yang lebih halus dan tersembunyi.
Misalnya, penggunaan algoritma dan analitik data dapat memperkuat bias dan melanggengkan diskriminasi, meskipun tidak disengaja.
Demikian pula, otomatisasi proses pengambilan keputusan dapat mengarah pada marginalisasi kelompok tertentu dan penguatan struktur kekuasaan yang ada.
Tantangan lain yang ditimbulkan oleh bentuk baru kolonialisme ini adalah caranya mengubah sifat hubungan manusia dan interaksi sosial.
Platform media sosial dan teknologi digital lainnya telah menciptakan cara baru bagi individu untuk terhubung dan berkomunikasi tetapi mereka juga telah menciptakan bentuk isolasi, kecanduan, dan manipulasi sosial yang baru.
Hal ini dapat menyebabkan rasa keterasingan dan keterputusan yang dapat mempersulit orang untuk membentuk hubungan yang bermakna dan terlibat dalam tindakan kolektif.
Penting juga untuk mengenali agensi dan kekuatan individu dan komunitas dalam membentuk pengembangan dan penggunaan teknologi.
Pada akhirnya, kita harus menemukan cara untuk memanfaatkan kekuatan teknologi untuk kebaikan yang lebih besar sekaligus melawan efek negatifnya dan memastikan bahwa teknologi digunakan dengan cara yang mempromosikan keadilan sosial, kelestarian lingkungan, dan kesejahteraan manusia.
Hal ini membutuhkan upaya kolektif yang melibatkan individu, komunitas, pemerintah, dan sektor swasta untuk bekerja sama untuk membentuk arah dan dampak teknologi di masyarakat.