Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Sejarah Alaska dari Sisi Rusia

2 Oktober 2023   20:55 Diperbarui: 2 Oktober 2023   21:06 167 5
Segalanya berawal dari isu yang menyatakan bahwa ada jalan darat dari Siberia melintasi Kutub Utara ke Amerika melalui benua yang disebut "Arktik". Itulah yang kemudian menggerakkan Tsar Peter the Great pada 1725  menugaskan pelaut Denmark Vitus Bering untuk mencari jalur laut maupun jalur darat itu ke Amerika.

Bukti bahwa Jalur Timur Laut itu ada baik darat maupun laut pertama kali ditemukan oleh sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh Ferdinand von Wrangel yang menjelajahi daratan dan lautan es dengan anggota ekspedisinya. Mereka dari tahun 1820 hingga 1824 berhasil memetakan jalur tersebut hingga pada tahun 1829 ia diangkat menjadi Gubernur Amerika Rusia (Alaska) pertama.

Amerika Rusia adalah nama yang diberikan untuk apa yang sekarang disebut Alaska hingga 1841. Negara itu kemudian dimiliki oleh Rusia melalui "Perusahaan Rusia-Amerika" yang mirip dengan British East India Company atau kalau di Indonesia mirip VOC milik Belanda sebagai perusahaan monopoli semi-negara.

Perusahaan ini menguasai semua jenis industri dan sumber daya mineral yang ada di Alaska dan diizinkan untuk secara mandiri membuat perjanjian perdagangan dengan negara lain, memiliki benderanya sendiri dan bahkan mata uangnya sendiri. Akhirnya Alaska menjadi satu-satunya koloni di seberang laut Rusia. Meskipun ada upaya untuk menetap lebih jauh ke selatan yaitu di pantai Pasifik, tepatnya di California sekarang, yang memiliki iklim yang lebih baik. Namun urung terlaksana.

Karena kesulitan ekonomi, Rusia akhirnya pada tahun 1841 menjual Alaska kepada pemilik tanah berbangsa Swiss bernama Sutter yang kemudian memasukkannya ke dalam koloni pribadinya di New Helvetia.

Ekspansi Rusia ke Kepulauan Hawaii juga berumur pendek. Pada tahun 1816, Georg Anton Schffer, yang bertugas di Rusia, secara sewenang-wenang membuat perjanjian protektorat di pulau-pulau paling utara Hawaii dengan dengan salah satu raja Hawaii bernama Kaumualii atas nama kekaisaran Rusia.  Namun perjanjian ini ditolak oleh Tsar dan Schffer terpaksa meninggalkan Hawaii pada tahun 1817.

Pada tahun 1893 Hawaii kemudian menjadi republik dengan penggulingan ratu terakhir mereka dan secara resmi dianeksasi oleh Amerika Serikat pada tahun 1898.

Banyak isu yang beredar seputaran penjualan Alaska. Terutama karena hanya 7,2 juta dolar emas yang dibayarkan untuk 1,5 juta kilometer persegi tanah alias tiga kali ukuran Spanyol. Artinya Amerika hanya membayar kurang dari 4,74 dolar per kilometer persegi!

Memang jika dilihat deposit minyak dan emas di Alaska saat ini, mungkin apa yang dilakukan oleh Tsar saat itu bisa kita katakan sebuah tindakan yang tidak masuk akal. Namun perlu anda ketahui bahwa mengelola Alaska saat itu biayanya terlalu mahal bagi Rusia. Apalagi hasilnya tidak sepadan karena saat itu Rusia belum tahu bahwa di wilayah tersebut tersimpan cadangan emas dan minyak yang melimpah.  Meskipun hanya empat kilometer, namun perjalanan menuju Alaska yang jauh dari St. Petersburg itu sama dengan setengah perjalanan dunia dan memakan waktu lebih dari setengah tahun.

Alaska jika dikembangkan malah membawa kerugian secara ekonomi bagi Rusia. Orang yang bertanggung jawab atas reorganisasi dan modernisasi anggaran negara Rusia saat itu adalah Menteri Keuangan Michael v. Reutern.  

Selain itu, Rusia juga dilemahkan oleh Perang Krimea melawan Kesultanan Utsmaniyah, Prancis, dan Inggris Raya. Pertimbangan lainnya adalah bahwa  Inggris atau Amerika Serikat berambisi untuk merebut wilayah tersebut. Jika itu terjadi maka akan sangat sulit dan membutuhkan biaya yang besar untuk mempertahankannya.Jadi cukup beralasan bagi Tsar untuk menjualnya.

Tsar sendiri menetapkan tawaran minimal $5 juta. Tapi utusannya Baron Stoeckl adalah negosiator handal. Beliau berhasil menaikkan jumlah tersebut menjadi $7 juta. Pada malam terakhir, Menteri Luar Negeri AS Seward, seorang ekspansionis yang gigih, menambahkan $200.000 lagi untuk akhirnya menyempurnakan kesepakatan.

Awalnya Alaska dikelola oleh Angkatan Darat AS. Kemudian oleh Departemen Keuangan dan Angkatan Laut. Baru pada tahun 1959 Alaska menjadi negara bagian ke-49 (pada saat yang sama Hawaii menjadi negara bagian ke-50).

Di Alaska juga pernah ada gerakan kemerdekaan (Gerakan Independen Alaska) yang pendukungnya melihat diri mereka sebagai orang Alaska, bukan AS dan berjuang untuk memisahkan diri dari AS dan membentuk negara merdeka. Sekarang gerakan ini diwakili AKIP yaitu partai yang memperjuangkan kemerdekaan bagi Hawaii dan Alaska.

Pada tahun 2015, di Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Pakistan mengusulkan untuk mengikuti saran dari Alfred de Zayas, pakar PBB dalam mempromosikan tatanan dunia yang demokratis dan adil yang pada tahun 2013 mengusulkan untuk memasukkan kembali Hawaii dan Alaska ke dalam daftar Wilayah Non-Pemerintahan Sendiri. Alaska juga pada tahun 1989 pernah diusulkan oleh pemimpin revolusioner Libya Moammar Gaddafi sebagai tanah air bagi orang Yahudi. Jadi bukan Palestina.

Sejarah Alaska sebenarnya terkait erat dengan sejarah Krimea. Rusia menganggap kawasan ini penting dari sudut pandang geostrategis dalam beberapa dekade mendatang dan perang Rusia saat ini di Ukraina menunjukkan betapa Rusia menyadari perbatasan "historis" nya. Itulah mengapa Krimea dan Alaska berulang kali dihembuskan dalam nafas yang sama.

Hal ini malah hampir tidak diketahui bahkan di kalangan para sejarawan bahwa justru "sejarah" inilah yang berperan dalam negosiasi Jerman-Soviet tahun 1939-41 (Pakta Hitler-Stalin).

Dalam protokol tambahan Jerman-Soviet, (Traktat Perbatasan dan Persahabatan 28 September 1939) Jerman melepaskan kepentingan terkait Lituania kecuali ujung Suwalki seluas sekitar 1.800 km yang berbatasan dengan perbatasan timur Prusia Timur dan mewakili ujung paling selatan Lituania di seberang perbatasan Polandia.

Namun pada 12 Agustus 1940, pemerintah Soviet mengirimkan memorandum tentang kepentingannya di Suvalkija barat dan membuat penawaran. Sovyet membayar $3.680.000 dalam dua tahun.

Karena bertentangan dengan kesepakatan, Soviet akhirnya menempatkan pasukannya di daerah tersebut. Kemudian Jerman menuntut harga yang jauh lebih tinggi untuk menyerahkan daerah tersebut.  

Pada tanggal 29 Desember Ribbentrop mengirim telegram ke Moskow di mana dia mengkritik apa yang telah dilakukan Sovyet di wilayah tersebut. Ribbentrop kemudian menuntut $13 juta. Namun pada 10 Januari 1941 Jerman akhirnya setuju untuk mencabut klaimnya atas Suvalkija barat. Moskow membayar $7.200.000 emas dalam dua angsuran pada 11 April 1941 yaitu sebelum serangan terencana terhadap Uni Soviet.

Daerah itu kemudian dianeksasi ke Prusia Timur sebagai "Prusia Tenggara" pada tanggal 15 Agustus 1941 dengan "Distrik Bialystok" yang independen sehingga Gauleiter Prusia Timur Erich Koch memiliki akses langsung ke Komisariat Reich Ukraina miliknya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun