Semuanya berawal dari Lee Byung Chul yang buka warung dan diberi nama Samsung dengan modal $27.
Setelah itu Lee Byung Chul pindah ke Seoul dan disana disamping buka warung beliau juga buka pabrik gula dan pabrik kain. Padahal waktu itu perang Korea sedang berlangsung.
Setelah perang Korea berakhir maka Lee Byung Chul kemudian mendapat bantuan dari pemerintah saat itu untuk membangun industri Korea. Jadi kisah Lee Byung Chul ini mirip-mirip dengan kisah para konglomerat di jaman Pak Harto. Maka dengan modal dari pemerintah itulah beliau mulai memasuki dunia industri elektronik dengan membangun pabrik dan dinamai sesuai dengan nama warungnya dulu.
Pabrik elektronik Samsung dimulai dengan memproduksi semi konduktor dan chip elektronik. Dari sinilah kemudian Lee Byung Chul mulai membangun resort dan perusahaan asuransi karena beliau mendapat untung besar dari perusahaan elektronik ini.
Makanya jangan heran seandainya anda pergi ke Korea kemudian lihat ada petugas asuransi pakai rompi Samsung, itu bukan hadiah karena beli ponsel ya.
Sadar akan keuntungan besar di industri elektronik ini maka Samsung mencoba mengajak Sanyo untuk mengembangkan usaha di bidang alat-alat elektronik.
Lewat kerjasama dengan Sanyo lah akhirnya Samsung mampu memproduksi kulkas dan televisi. Itupun akhirnya sukses juga.
Dihujani dengan beragam kesuksesan tersebut membuat Lee Byung Chul mulai merambah usaha lain yaitu dengan mencoba merintis pembuatan ponsel. Maka diambil alih lah perusahaan Hanguk Jeonja Tongsin. Secara perlahan akhirnya Samsung berhasil memproduksi ponsel.
Sekarang smartphone buatan Samsung malah sanggup menyaingi iPhone buatan Apple.
