Akibatnya suku Jomon ini hidup terpaksa dengan mengandalkan hasil hutan yang ada di Jepang. Betul-betul terasing hingga datanglah suku petani dari Asia Timur yaitu suku Yayoi sekitar 900 SM.
Sebelum kedatangan suku Yayoi, suku Jomon hanya berpopulasi sekitar seribu orang lebih saja. Setelah kedatangan suku Yayoi maka suku Jomon mulai belajar cara bercocok tanam dari mereka sehingga suku Jomon tidak terlalu bergantung dari hasil hutan lagi.
Jadi salah besar sejarah yang mengatakan bahwa suku Yayoi melenyapkan keberadaan suku Jomon sebagai Proto Jepang. Mereka berasimilasi dan kedatangan suku Kofun akhirnya melengkapi perjalanan sejarah bangsa Jepang menuju ke imprealisme ala Mikado Meiji.
Setelah kedatangan suku bangsa Kofun inilah nenek moyang bangsa Jepang mulai aktif berpolitik dan menurut penelitian ada 71 persen DNA orang Jepang moderen yang diwariskan dari suku bangsa Kofun ini.
Jadi memang ada tiga suku bangsa besar yang membentuk masyarakat Jepang seperti saat sekarang ini dan ketiganya tidak saling menghabisi satu sama lain tetapi saling berasimilasi karena jika saling menghabisi tentunya generasi Jepang moderen hanya mewarisi satu jenis gen saja.
Makanya di Jepang ada yang berkulit sawo matang, berjambang dan bermata besar. Ini bisa jadi gennya lebih banyak ke suku Jomon ketimbang yang lain. Sementara sebagian besar orang Jepang yang bermata sipit dan berkulit kuning Langsat lebih banyak gen suku Yayoi ketimbang yang lain.