Mohon tunggu...
KOMENTAR
Financial

Amerika dan Hutang Negara

28 Juli 2023   19:33 Diperbarui: 28 Juli 2023   19:55 138 11
Sebelum kita bicara debt ceiling atau Pagu Utang. Maka kita harus mengenal Sovereign Default dulu. Apa itu Sovereign Default?

Sovereign Default atau Gagal Bayar Nasional adalah kegagalan atau penolakan pemerintah sebuah negara berdaulat untuk membayar penuh utang-utangnya. Penolakan ini bisa disertai deklarasi formal pemerintah untuk tidak membayar atau hanya membayar sebagian utang-utangnya, atau penghapusan pembayaran jatuh tempo secara de facto.  Ini bisa terjadi dikarenakan memang negara tersebut tidak punya niat untuk membayar atau pihak parlemen belum menyetujui pembayaran tersebut.

Jadi bukan karena bangkrut ya. Ini harus dipahami. Soalnya hutang Amerika itu memang tinggi. Sekitar 30,9 Trilyun Dolar Amerika. Sementara GDP mereka hanya 23, 32 Trilyun Dolar Amerika. Sehingga hutang lebih tinggi dari GDP. Sebenarnya bagi Amerika hal ini tergolong biasa saja sebab dulu waktu perang dunia kedua mereka juga pernah mengalami hal ini.

Sejak 1917 Kongres Amerika telah menetapkan bahwa Debt Ceiling atau Pagu Hutang tidak boleh melebihi yang telah ditetapkan oleh Kongres.

Nah setiap tahun sejak saat itu, pemerintah selalu merevisi besaran Pagu Hutang tersebut tergantung pertumbuhan ekonomi negara itu. Jika meningkat maka Pagu Hutang boleh dinaikkan.

Pada Januari 2023 hutang negara Amerika ternyata telah mencapai batas Pagu yang telah ditetapkan yaitu 31,4 Trilyun Dolar Amerika. Lantas kenapa hutang ini terus naik? Karena Amerika belanja terus. Bayangkan! Mereka setiap tahun bocor sekitar 1 Trilyun Dolar Amerika. Jaman Donald Trump malah lebih parah lagi.

Tapi biasanya Trump selalu menerapkan Fiscal Conservatism.  Apa itu Fiscal Conservatism? Adalah suatu filosofi ekonomi yang fokus pada Pajak rendah, mengurangi belanja dan meminimalkan hutang. Untuk itu Trump mengeluarkan kebijakan Tax Cuts and Jobs dimana kemudian pajak perorangan dan korporasi menjadi turun.

Akibatnya apa? Akibatnya Presiden setelah Donal Trump pusing kepala cari cara untuk menambal hutang. Padahal setelah empat tahun memimpin Donald Trump telah mencetak hutang sebanyak 7.8 Triliun Dolar Amerika. Lebih tinggi dari Obama yang memerintah sampai delapan tahun.

Sekarang hutang negara sudah mencapai pagu. Gimana dong? Pusingkan Joe Biden. Makanya beliau terpaksa harus berbicara dengan Juru Bicara House of Representatif yaitu Kevin McCarthy.

Sebenarnya kalau partai Demokratik menang pada midterm election, Biden tidak perlu harus banyak melobi ke partai Republik agar bisa bekerja. Ini masalahnya partai Demokratik kalah tipis. Jadi kalau sampai tidak tercapai kesepakatan, maka Biden harus siap-siap di kritik sama rakyatnya.

McCarthy ini kan orang Republikan. Jadi beliau ini maunya Biden fokus pada industri perminyakan untuk cadangan energi. Sementara untuk yang satu ini antara Republikan dengan Demokratic masih beda pendapat.

Demokratik sekarang kan makin hijau. Cinta lingkungan. Jadi agak sensi dengan bahan bakar fosil ini. Sementara bagi Republikan cadangan energi itu khususnya minyak bumi penting. Jangan sampai kekurangan energi nanti rakyat susah.

Maka Biden dan McCarthy harus mencari jalan tengah. Jangan sampai gagal. Apalagi kelamaan berunding hingga hutang negara masuk fase jatuh tempo.

Kalaupun buntu ya mungkin Biden bisa memainkan Amandemen ke 14 Konstitusi Amerika. Dimana Presiden boleh mengambil keputusan tanpa persetujuan kongres. Jadi sebenarnya bisa saja Biden menaikkan Pagu Hutang tanpa persetujuan McCarthy. Masalahnya presiden-presiden terdahulu belum ada yang menggunakan Amandemen ke 14 ini. Bahkan Menteri Keuangan juga mengingatkan masalah krisis jika Amandemen ke 14 ini dipakai.

Hal yang perlu diingat bahwa yang namanya gagal bayar bukan berarti semua pembayaran distop tapi ada yang ditunda. Hanya kalau ini terjadi maka suku bunga akan melambung dan pasti banyak rakyat Amerika yang tidak mau ini terjadi. Jika suku bunga naik bukan rakyat Amerika saja yang merasakan tapi negara-negara lain yang mata uangnya mengikuti kemanapun dolar Amerika bergerak pasti juga akan terkena imbasnya. Apalagi Amerika kan pemimpin dunia dalam bidang keuangan dan ekonomi. Sementara di dunia keuangan dan ekonomi dunia saat ini berlaku ungkapan " If the Global leader falls, the rest Will follow."

Untuk peringkat kredit, Amerika ini tidak ada tandingannya. Itu pula yang membuat mereka jadi super power. Nah dalam situasi gagal bayar ini, maka peringkat itu akan tercoreng. Jika dolar Amerika ambruk, sudah dipastikan ekonomi dunia pasti akan oleng. Apalagi Tiongkok. Negara ini bakalan tidak bisa senyum jika itu terjadi karena sampai saat ini mereka itu masih sebagai pemegang Treasury Bond Amerika kedua terbesar. Jika Amerika gagal bayar, wah pusinglah Xie Jinping. Begitu juga dengan Jepang, Uni Eropa, Kanada, Meksiko dan banyak lagi.

Jadi Biden dan McCarthy memang harus sepakat dalam hal ini. Apalagi Biden kan bukan anak baru dalam bidang politik. Beliau ini termasuk politikus karir. Sementara McCarthy juga tidak bisa maksa-maksa amat dengan keinginan orang-orang Republikan. Apalagi mereka cuma menang tipis di midterm election. Itu belum termasuk isu yang melibatkan Donald Trump.

Jadi mereka harus sepakat meskipun dalam hati mereka tidak sepakat...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun