Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Mampukah Tiongkok Menantang Amerika?

24 Juli 2023   19:42 Diperbarui: 24 Juli 2023   19:44 126 6
Mengapa Tiongkok menantang Amerika? Jelas. Industri Tiongkok lebih mapan. Biaya tenaga kerja lebih murah. Tapi itu dulu.  Sekarang biaya tenaga kerja justru lebih mahal di Tiongkok.

Dulu sekitar tahun 80 an. Amerika melihat Tiongkok ini tempat yang potensial untuk berinvestasi karena Labor cost itu. Tahun 90 an lebih gencar lagi. Apalagi Amerika masuk dalam NAFTA dimana didalamnya ada Kanada dan Meksiko juga.

Namun tiba-tiba ada orang yang bernama Ross Perot dan berkoar-koar bahwa Meksiko merampas pekerjaan warga Amerika yang akan mengancam kesejahteraan warganya. Padahal saat ini Meksiko lah yang banyak menyelamatkan ekonomi Amerika.

Terus terang. Disamping biaya buruh murah. Mereka juga harus mempertimbangkan masalah logistik.

Contohnya Walmart. Padahal awalnya mereka sudah berunding dengan salah satu pabrik di Tiongkok untuk memesan 50 ribu seragam sebesar 1 juta dolar Amerika. Tapi akhirnya mereka malah deal dengan Preslow di Meksiko karena ternyata biaya buruhnya sama saja tapi biaya logistik lebih rendah.

Sejak wabah Covid-19 merebak, menyeberangkan barang melintasi Pasifik itu mahal sekali dan lambat. Bisa 2-3 bulan. Sementara jika di Preslow 2-3 Minggu saja sudah sampai.

Ada lagi Zipfox. Sebuah perusahaan sub kontraktor yang bermukim di San Diego. Mereka cari orderan di Amerika. Setelah itu antar ke Meksiko dan perusahaan seperti ini banyak sekali di Amerika.

Sejak tahun 2019 Meksiko telah mengekspor lebih dari 382 milyar dolar Amerika ke Amerika.  Kebanyakan adalah tempahan yang dulu biasa dikerjakan di Tiongkok.  

Tapi kan Tiongkok masih punya Uni Eropah. Jadi tidak harus bergantung pada Amerika semata dong.

Masalahnya Uni Eropa juga sekarang sedang melakukan hal yang sama dengan Amerika. Persoalannya sama. Berkaitan dengan biaya buruh murah. Saat ini ada lima negara yang menjadi langganan Uni Eropa yaitu India, Vietnam, Thailand, Bangladesh dan Guess what? Malaysia. Kenapa ga ke Indonesia ya? Soalnya pekerja pabriknya kan orang Indonesia juga.

Jadi baik Amerika maupun Uni Eropa mempermasalahkan satu hal. Biaya buruh di Tiongkok sudah mahal. Bayangkan untuk seorang pekerja Tiongkok saja dibayar 670 dolar Amerika sebulan. Bandingkan dengan Bangladesh yang hanya 120 dolar Amerika sebulan.

Kenapa kok biaya buruh di Tiongkok sekarang jadi lebih mahal? Itu tak terlepas dari kebijakan pemerintah Tiongkok pada tahun 1980 dimana penduduk Tiongkok tidak boleh punya banyak anak. Cukup satu saja. Akibatnya jumlah populasi tidak cukup memenuhi dunia kerja. Jika jumlah pekerja berkurang otomatis berpengaruh pada uang beredar. Uang beredar sedikit akibatnya ekonomi akan slow down.

Belum lagi meningkatnya jumlah usia non produktif khusunya warga senior yang menggantungkan hidupnya pada uang pensiun. Sudahlah ekonomi slow down malah harus menanggung beban uang pensiun setiap bulan.

Sebentar lagi Tiongkok mungkin akan ditikung oleh India. Disana populasi meningkat terus. Belum lagi usia kerja mereka yang melimpah.

Jadi jika ini terus berlanjut...
Mampukah Tiongkok menantang Amerika?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun