Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Hubungan Antara Palestina, Lebanon, Hizbullah dan Hamas

10 Juli 2023   17:00 Diperbarui: 10 Juli 2023   17:08 355 2

Dalam hal ini kita harus tahu dua isu utama dulu. Yang pertama peranan Hizbullah di daerah itu. Yang kedua populasi orang Palestina di Lebanon.

Ada satu peristiwa yang akibat dari peristiwa tersebut membuat banyak rakyat Palestina pindah ke Lebanon khususnya Beirut, Sidon, Lembah Beqaa dan Tripoli.

Namun walaupun badan mereka ada di Lebanon tapi hati mereka tetap ada di Tepi Barat. Sebab identitas kebangsaannya ada disana yaitu Baitul Maqdis.

Karena itu mereka harus membuat sebuah organisasi untuk memperjuangkan identitas itu. Namanya PLO.

Namun sayangnya di dalam tubuh PLO sendiri terjadi perpecahan. Abu Nidal berselisih paham dengan Yasser Arafat yang mengakibatkan keluarnya Abu Nidal dari PLO.

Setelah keluar dari PLO, Abu Nidal kemudian menyerang Israel di Lebanon pada tanggal 3 Juni 1982 dengan target hendak membunuh Duta Besar Israel Shlomo Argov. Akibatnya Perdana Menteri Israel Menachem Begin mengumumkan genderang perang dengan PLO. Sebab Begin kan tahunya Abu Nidal adalah pejabat teras PLO. Dia mungkin belum tahu kalau Abu Nidal sudah keluar dari PLO waktu itu atau memang pura-pura tidak tahu aja. Biar ada alasan untuk menyerang balik.

Kemudian Begin mulai mengerahkan 78 ribu pasukan Israel termasuk 35 ribu pasukan dari Lebanon sendiri. Hingga akhirnya membuat Syiria ikut membantu PLO di Lebanon.

Meskipun di bantu Syria tapi kekuatan tetap tidak berimbang hingga akhirnya Arafat terpaksa keluar dari Lebanon karena pasukan Israel bertindak tanpa perduli sipil atau pasukan bersenjata. Semuanya disikat. Perang inilah yang kemudian menciptakan musuh baru bagi Israel yaitu Hizbullah. Sekarang dipimpin oleh Hassan Nasrallah.

Hizbullah ini sangat kuat. Jaringan mereka pun sangat luas karena dibantu oleh Iran. Dulu antara tahun 1970-1982 HIZBULLAH dan PLO itu bersahabat karib. Saking karibnya sampai markas pun sama. Setelah PLO tidak ada sekarang hubungan ini dilanjutkan oleh cabang-cabang PLO seperti Fatah dan Hamas.

Nah untuk menghadapi ketiga sayap militer ini Israel punya taktik yang sandinya " Strike One, The Other Falls". Artinya menurut Israel untuk menaklukkan ketiganya tidak perlu harus menyerang ketiganya sekaligus. Incar aja satu dulu. Nanti yang lain pasti ikut ambruk.

Makanya sekarang yang di incar Israel adalah Hamas. Mengapa Hamas? Karena Hamas yang paling dekat dengan Hizbullah. Target mereka adalah Zaher Jabarin dan Saleh Al-Arouri. Keduanya bermukim di Lebanon. Mereka adalah para pentolan Hamas.

Makanya pada saat 6 April 2023 lalu Israel diserang 64 roket dari Lebanon, Israel langsung menuduh Hamas. Alasannya karena serangan itu berasal dari Selatan Lebanon yang mereka kuasai. Padahal Hamas sendiri sudah menyatakan bahwa mereka tidak tahu menahu dengan serangan itu.

Israel tidak percaya. Apalagi di Selatan itu ada Ismail Haniyeh. Ketua Hamas berikut dua pentolan itu. Akibatnya Israel pun membalas serangan itu.

Setelah kejadian itu, ada peristiwa pembunuhan di Tepi Barat. Dua orang warga negara ganda yaitu Israel dan Inggris tertembak mati. Menurut Israel ini bagian dari balas dendam atas penyerangan tempo hari.

Akhirnya masuklah Netanyahu. Bagi beliau peristiwa ini seakan kesempatan emas buat memperbaiki popularitasnya dihadapan rakyat Israel yang mulai luntur. Makanya polisi Israel langsung turun ke Al Aqsa. Berharap warga Palestina merespon. Ternyata benar. Warga Palestina merespon tindakan mereka. Suasana menjadi tegang. Apalagi Iran kemudian bersuara termasuk pak Erdogan. Barat? WAIT AND SEE. Seperti biasa.

Mudah-mudahan krisis ini akan berakhir dalam waktu dekat..
Amiinn..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun