Entahlah, apa yg ada di pikiran orang mesir, semenjak rezim husni mubarak tumbang, negeri piramid itu selalu bergejolak, 2 kelompok utama saling memperebutkan pengaruh dan kekuasaan, ikhwanul muslim yg merupakan pendukung utama mursi dan kelompok sekuler.
Kekuatan 2 kelompok utama di mesir ini sepertinya berimbang atau hampir sama, itu tercermin dari hasil pemilihan presden tahun lalu, dimana kelompok ikhwanul muslim menang tipis atas saingannya dari kelompok sekuler.
Demokrasi di mesir memang masih seumur jagung, kebebasan berdemokrasi baru mereka rasakan setahun terakhir setelah tumbangnya sang diktator husni mubarak, yg berkuasa selama 32 tahun.
Kejadian di mesir mengingatkan saya dgn kejadian di tanah air sewaktu tumbangnya suharto, euforia kebebasan melanda masyarakat, bahkan tdk sedikit nyawa yg hilang pd waktu itu, tapi syukurlah sekarang kita sudah melewati masa transisi itu, dan Insya Allah tahun depan kita akan diuji kedewasaan berpolitik kita dalam pemlu 2014.
Dalam demokrasi memang dibutuhkan kedewasaan, jika hal ini tdk dimiliki rakyat mesir sepertinya sulit keluar dari situasi krisis, seperti sekarang ini