Sosok itu adalah orang yang
jarang anak lelaki tertuanya temui saat aku kecil, namun hubungan emosional mereka selalu dekat. Ia memeras keringat pagi hingga malam. Tak pernah sekalipun anak lelakinya tersebut mendengar ia mengeluh tentang pekerjaannya. Anaknya mengenal ia sebagai sosok masa lalunya, justru dari adik-adiknya. Ia yang rela mengorbankan masa mudanya untuk bekerja di sawah dan menjadi tukang jahit demi membiayai sekolah adik-adiknya. Ia bukanlah anak tertua, namun tanggungjawabnya melampaui posisinya. Ia menjadi sandaran, tumpuan, dan kakak yang bisa diandalkan bagi adik-adiknya. Saat teman-temannya terfokus pada sekolah keguruan yang saat itu menjadi
trend di zamannya, ia memilih untuk membantu ayahnya membuat peci dan membantu ibunya berjualan makanan di warung kecil rumahnya.Â
KEMBALI KE ARTIKEL