Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pelangi

24 Mei 2013   04:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:07 111 1
tidak seperti romeo dan juliet

ini lebih tepat punguk dan si bulan

dalam nyata bukan indah akhirnya

tapi dalam ingatan pelangilah nampaknya

.

bagaimana bisa manusia hidup menjadi lupa?

jika yang diingat masih elok dimatanya

jika yang dirasa masih harum wanginya

otakku masih bekerja,tentu saja masih melekat parasnya

.

sudah lama aku tak melihat pelangi

barulah saja kutemukan di negeri seberang

mungkin ada baiknya aku hanya memandang

biar tetap kukagumi tanpa dia tahu

.

berkaca diri aku di muka cermin

dan sadarlah seperti apa aku ini

seorang brandal tak cakap, pembangkang tak bertuan

hanya lelaki yang mencoba melawan

.

tapi, ini perkara lain, perkara yang berhubungan dengan hati

aku terpikat pelangi ,pelangi yang kukenal dua bulan lalu

siluet yang memukau, layaknya aurora yg indah

aku benar benar hidup kembali, tak akan kulawan perasaan ini

.

judes,jutek,menyebalkan, biarlah seperti itu

toh aku senang memandangmu dalam pekat kabut

aku cinta suaramu dalam bisingnya badai

otakku sudah terkontaminasi indahmu

.

kini mendung mulai memayungi langit

mungkin saja hujan badai akan menyusul

biar basah menggigil, biar terbakar petir

.

sungguh...

aku tak akan menyerah dalam penantianku

menunggu pelangi itu muncul kembali,

menampakkan diri,

mendamaikan hati

hingga aku puas menikmati yang mereka sebut indah

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun