Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Syajaratu Duri

25 Agustus 2010   05:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:44 295 0
Kali ini aku ingin berbicara tentang Syajaratu Duri. Siapa dia? Mengapa aku tertarik menulisnya? Apa yang bisa didapat dari ceritanya? Dan, silakan jika ingin bertanya 'dia perempuan atau laki-laki?'. Karena, dengan senang hati untuk memulai ceritaku ini, kujawab...ya dia adalah seorang perempuan. Siapakah dia??... Tahukah Dinansti Mamluk? Duri, begitu dia dipanggil tak akan lepas dari cerita dinasti Mamluk yang berada di Mesir. Dinasti Mamluk berasal dari Tentara Mamluk yang pada awalnya mereka adalah tentara budak. Mereka adalah tentara bayaran dari Asia Tengah yang disewa Dinasti Ayubiyah. Akan tetapi, pada akhirnya mereka juga yang mengkudeta dinasti Ayubiyah. Sebelumnya Dinasti Ayubiyah juga mengkudeta dinasti Fathimiya yang menyewa mereka waktu Perang Salib yang dipimpin Shalahudin Al-Ayubi (entahlah kualat ada atau tidak, tapi yang pasti ketika kita menyakiti orang lain balasannya pasti ada, meski bukan langsung dari orang yang kita sakiti tersebut). Siapa Syajaratu Duri? Syajaratu jika dalam bahasa Arab berarti 'pohon', adapun Duri adalah 'permata'. Dan, si pemilik nama indah ini memang begitulah adanya. Indah dalam kekuatannya. Kuat dalam keindahannya. Seperti batu permata. Lalu apa yang menarik darinya? Hey kawan, dengarkan dulu, jangan beranjak! Bayangkanlah... Dia seorang perempuan Mesir sebagaimana perempuan lainnya. Dia menikah dan memiliki keluarga. Yang spesial darinya, suaminya adalah seorang sultan. Dia perempuan cerdas yang sangat tahu apa yang dia inginkan dan apa yang dia lakukan. Saat menikah dia meminta sebuah janji dari suaminya untuk tidak berpoligami. Dia meminta suaminya itu mengatakan janji itu berbarengan dengan pengucapan akad nikah. Di sinilah semuanya bermula... Sultan tak dapat memenuhi janjinya. Dia menikah lagi. Lalu apa yang dilakukan Duri dengan sikap Sultan yang melanggar janjinya itu? Dia tidak tinggal diam. Frontal memang, dia membunuh suaminya itu lalu menggulingkan kekuasaan suaminya, hingga pemerintahan kini ada di tangannya. Tentu saja pertentangan terjadi di mana-mana, tapi Duri dapat menanggulanginya. Satu hal yang perlu diketahui, bukan dengan kekerasan dia menyelesaikan polemik naiknya dia sebagai pemimpin perempuan, tapi dengan dedikasi yang cukup tinggi. Duri sangat peduli dengan pendidikan, bahkan melebihi Sultan-sultan Mamluk lainnya. Hingga suatu hari, saat meminta restu kepada kekhalifahan Baghdad, almusta'sim (khalifah terakhir) melalui utusannya, sang khalifa mngirim surat kpd para pembesar Mamluk kira-kira seperti ini "emang di mesir ga ada lelaki ya? Bilang saja, kalau tak ada biar kukirim lelaki dari Baghdad" (kalau saat itu pemerintahan Mesir sudah kenal bahasa ABG masa kini mungkin akan berkata "WTF" atau "WTH" :P). Akhirnya, pernyataan ini memicu oposisi untuk beraksi. Tiga bulan setelah itu, Duri dikudeta dan tubuhnya dilempar dari menara yang tinggi di Kairo. Meski pada akhirnya tujuh tahun kemudian, musta'sim mengalami apa yang dialami Duri, lehernya digorok oleh tentara Hulagu, lalu hancurlah Baghdad (di atas sudah kukatakan, barang siapa yang menyakiti akan ada balasannya meski bukan dari orang yang disakiti...ingatlah hukum tarik menarik/sebab akibat/aksi reaksi *blah jadi ceramah gini!). Jadi? Ya, di luar daripada tindakan Duri yang memang sedikit 'kejam' dengan membunuh suaminya yang ingkar, dia adalah seorang pemimpin yang adil dan peduli. Dia selalu berusaha memberikan dedikasi terbaiknya pada rakyat. Bahkan kau tahu kawan, dia sempat mengendalikan pasukan yg mengalahkan ekspedisi perang salib VII atau VIII (jika ku tak salah mengingat). Dan, terlebih adalah kepeduliannya pada pendidikan (tak seperti salah satu pemimpin sekarang yang dalam laporan pemerintahannya tak membahas sama sekali tentang pendidikan). Namun, karena dia seorang perempuan, ya seorang perempuan, apa mau dikata kepemimpinannya hanya berakhir dengan diterjunbebaskan tubuhnya dari menara yang sangat tinggi akibat kudeta yang disulut oleh Musta'sim.

Yang harus dicatat adalah kekuatan dan keperkasaannya menghadapi dan melawan dominasi laki-laki. Jadi apa yang bisa dilakukan oleh laki-laki bisa dilakukan oleh perempuan. Dengan catatan juga, jangan jadi perempuan cengeng dan manja yang hanya tahu beres dan tidak pernah sadar apa yang dilakukan. Perempuan, kekuatan Tuhan dalam dirimu!
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun