Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Di Balik Cerita BHSB Fase Keempat [Aceh]

27 Oktober 2012   14:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:19 155 2
BHSB (Blogger Hibah Sejuta Buku) fase keempat dengan tujuan Aceh, alhamdulilah telah selesai dilewati. Alhamdulilah, buku-buku yangdikumpulkan selama tiga bulan sudah dikirimkan melalui perjalanan darat dengan menggunakan transportasi bus. Ini bukan tulisan mengenai laporan akhir dari BHSB fase keempat, tapi tulisan mengenai rupa-rupa cerita dan banyak rasa di balik kisah BHSB fase keempat (jiyahhhh, bahasanya, rek!) BHSB fase keempat dimulai pada awal bulan juni sampai agustus 2012 lalu, setelah sebelumnya kita ke Manusela. Tujuan Aceh sendiri setelah sebelumnya dikabari oleh Bang Almas, blogger Ambon yang memberitahukan kepada saya, kalau teman-teman komunitas Aceh Blogger Community (ABC) juga sedang melakukan program 1blogger 1 buku untuk dikumpulkan dan disebarkan ke wilayah Aceh. Setelah BHSB satu kali singgah ke barat di kepulauan Meranti-Riau serta diikuti wilayah timur, Papua dan Manusela, akhirnya teman-teman di group sepakat kalau BHSB fase keempat adalah ke Aceh. Biasanya, untuk memudahkan komunikasi kita membawa teman tersebut ke dalam group BHSB untuk memudahkan komunikasi. Dimasukanlah oleh Bang Almas beberapa teman saat itu, Tengku Muda. Juga diikuti selanjutnya oleh Dokter Liza Fathiya oleh saya. Komunikasi pertama, sih, biasalah basa basi :D biar gak kelihatan basi. Meski akhirnya jadi keki, karena OOT yang gak jelas (nunjuk diri sendiri) Sampai akhirnya entah malam tanggal berapa saat saya berbalas komentar dengan Mbak Else, dibuat marah dengan salah satu komentar Tengku Muda huahahaha…. (asli kalau inget ngakak) Udah, akhirnya saya berhenti itu OOTan. Lanjut ngobrol dengan Mas Trie, ealah… ini kok yah nambah ruwet malah saya marah (lagi) terus lagi, saya colek-colek Bang Almas, lah bukan jadi benernya kok saya malah dapet kalimat “sakti” dari Bang Almas yang membuat saya sangat-sangat berkecil hati. Eh, iya, saya jadi inget waktu itu pas sabtu malam minggu, kayaknya Bang Al lagi chat sama pacarnya kali, yaks? :P Beberapa hari setelah itu, saya mulai jadi orang yang “pendiem” pendiem di dunia maya. Kalau ingat saya pernah menghilang dari twitter mungkin salah satunya adalah hal di atas (buehehehe, enggak banget, sih kalau inget) Karena ditanyain banyak temen kenapa “ngilang” di twitter, akhirnya saya kembali menampakan diri :D dan kembali deh bercuap-cuap. Hal pertama, saya langsung inbox Tengku Muda, silaturrahim dan meminta maaf atas kesalahpahaman saya, SMS Bang Almas serta bertegur sapa lagi dengan Mas Trie. Dan akhirnya, alhamdulilah, komunikasi di antara kami lancar. Saya kerap kontak Tengku Muda, bertanya gimana caranya kalau mau kirim buku dengan cara yang murah. Alhamdulilah, saya kembali dikenalin dengan Bang Aulia. Begitulah, komunikasi berjalan lancar. Saya sedikit khawatir, ketika melihat tulisan mengenai BHSB fase keempat tidak sebanyak seperti fase ketiga dengan tujuan Manusela. Tapi, rezeki dari Allah memang tidak akan ke mana, satu demi satu kiriman buku mulai berdatangan, juga donatur uang. Donatur buku Mungkin dan memang pasti, saya nggak bisa nyebutin satu persatu siapa aja yang sudah kirim buku untuk BHSB fase keempat ini. Tapi, ada beberapa nama yang saya ingat, dimulai dari Mbak Fanny di Jakarta yang mengirimkan buku-buku karyanya sendiri. Terus dari situ lanjut siapa lagi, yah? Kayaknya teman di multiply deh, yang ngirimin buku melalui volunteer Semarang, Mas Slamet. Terus, pernah suatu hari saya nulis TL di twitter kalau lagi nyari buku-buku bekas SD. Alhamdulilah disahutin sama Mbak Lusiana dan Mbak Reni. Mbak Lusiana langsung dikirimin ke Mbak Else yang terkumpul di komunitas Blogger Bertuah, sementara buku dari Mbak Reni dikirim ke Tangerang. Siapa lagi, yah...??? Volunteer Bekasi, Harie Sulistyo, seorang guru di SDIT ini usaha ngumpulin bukunya layak diacungin jempol. Dia kerap membuat slide video BHSB kemudian diputar di depan anak-anak muridnya. Nah, dari situ, anak-anaknya sering nagih cerita mengenai BHSB dan sekolah-sekolah mana lagi yang membutuhkan buku, karena dengan sendirinya anak-anak muridnya akan membawa buku yang masih layak baca kemudian diserahkan kepada gurunya. Tak hanya itu, ketika Sekolah Kehidupan mengabari BHSB akan menghibahkan ratusan buku, dengan cekatan pak guru berbadan kecil ini bolak-balik Bekasi-Halim dengan mengendarai sepeda motor bersama temannya untuk mengambil buku. Shona Vitrilia dengan Syefilia Rosa dua orang teman yang bermukim di Bukittinggi juga melakukan aksi yang sama. Mereka, dengan beberapa teman-temannya di Bukittinggi menjadi volunteer untuk wilayahnya sejak fase ketiga. Kali ini, mereka langsung mengirimkan bukunya dari Bukittinggi ke Aceh.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun