Beberapa bulan terakhir ini nama Presiden RI SBY memang sedang melambung tinggi, mengiringi melambungnya harga-harga kebutuhan pokok saat Ramadhan dan menjelang hari Raya Idul Fitri. Tak kurang dari masyarakat kalangan bawah (bawah sekali seperti saya) hingga para petinggi negeri yang lebih mempunyai banyak kepentingan untuk angkat bicara. Dari komunitas wedangan alias angkringan, sekedar kumpul-kumpul, dari media cetak sampai elekronik setiap saat  pun memperbincangkan SBY. Bahkan tetangga saya yang - maaf - hanya tukang batu pun ikut - ikutan ngrasani, katanya begini," SBY ki karepe piye to, aku entuk duit kok ora cukup di nggo blonjo". Maksudnya kira - kira Â
"SBY itu maksudnya gimana sih, aku dapet uang kok tidak bisa mencukupi belanja harian". Dan tak ketinggalan pula intensitas dunia maya mau tidak mau merangkak naik untuk tidak ketinggalan memperbincangkannya, dari sekedar ngomongin SBY yang - katanya - seneng curhat, ngrasani tentang apa yang sudah terjadi pada saat peringatan Hari Kemerdekaan RI, tentang ledakan gas yang banyak makan korban. Dan masih banyak yang lainnya, segala macam tetek bengek
(ada yang tahu kenapa di sebut tetek bengek) persoalan bangsa ini. Tak banyak yang saya akan tulis di sini, saya hanya akan sekedar share dengan apa yang terjadi di dunia maya, terutama dari Social Networking yang terkenal di Indonesia selain Facebook maupun Kompasiana ini, yaitu dari dunia persilatan Twitter. Kalau Anda semua masuk menjadi anggota persilatan  Twitter kemungkinan tidak akan melewatkan akun berikut ini, yaitu akun resmi Presiden SBY berisikan kegiatan yang diupdate dari
Situs Resmi Presiden Republik Indonesia. Inilah mungkin salah satu cara SBY memaklumatkan kegiatan dan opini-opininya. Kalau saya jadi Presiden pasti juga akan melakukannya, paling tidak Presiden Rumah Tangga nantinya.
KEMBALI KE ARTIKEL