Saya akan menyitir beberapa paragraf dari novel edensor karya Andrea Hirata yang sangat menginspirasi perjuangan saya untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya.
Sejak kecil aku harus bekerja keras demi pendidikan, mengorbankan segalanya. Harapan yang diembuskan besiswa itu membuatku terpukau. Aku sadar bahwa apa yang aku alami selama ini bukanlah aku sebagai diriku. Beasiswa itu menawarkan semacam turning point: titik belok bagi hidupku, sebuah kesempatan yang mungkin didapat orang yang selalu mencari dirinya sendiri. Aku telah tertempa untuk mengejar pendidikan apapun taruhannya.
Aku memutuskan keluar dari pekerjaan di kantor pos yang telah menggiringku ke kutub moderat. Semakin lama semakin berkurang tantangannya. Pekerjaan itu tidak memberiku kelimpahan, tapi memberi keamanan finansial dan kehidupan yang itu-itu saja, demikian gampang diramalkan kesudahannya. Aku terjamin secara sederhana terlindung oleh sistem, stabil secara psikologis, mapan secara sosial, dan semua itu membuatku bosa. Aku seperti tupai yang sibuk mengendong pinangnya, kura-kura yang mengerut kedalam tamengnya, atau siput yang sembunyi dibalik cangkangnya.
Aku ingin hidup mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesuliatan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar kearah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-oarang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penklukan. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!
Maksud saya mengambil judul di atas adalah ajakan saya untuk diri saya dan kita semua mari bersama-sama belajar, belajar memaknai hidup, belajar mengoreksi dan menrtewakan diri sendiri, belajar menjadi manusia dalam fitrahnya. Jangan sampai tertipu dengan lalu lalang dan hiruk pikuknya kehidupan. Hidup ini memang penuh misteri, kadang kita bahagia, nyaman, tertawa, penuh cinta, dan seketika tiba-tiba menangis, menyesal, dan penuh benci. Karena kita belum tahu apa yang harus kita harapkan dan gapai. Di titik itulah hakekatnya tujuan kita terlihat yang menampakkan dirinya dengan anugrah, yang tampak dengan amarah, yang tampak dengan gairah. Jangan berhenti, teruslah cari tujuan yang hakiki dalam hidup ini.