dari arah belakang arus ribuan manusia yang tak kalah besarnya terus bergerak maju. Dua gelombang besar arus manusia itu akhirnya saling berhimpitan, berdesakan dan bertubrukan. Mereka berjatuhan dan saling menginjak. Akibatnya sangat fatal. Ratusan jamaah haji bergelimpangan meregang nyawa. Sementara ratusan yang lain mengalami luka-luka dan masih banyak pula yang belum kembali ke tendanya. Mendung hitam menggelayuti dunia Islam. Dunia pun berduka.
Republik Islam Iran, yang lebih dari seratus orang jamaah hajinya menjadi korban, terlihat menyikapi tragedi Mina dengan sangat reaktif. Tanpa tedeng aling-aling negara yang sangat ditakuti Israel itu menuding Kerajaan Saudi Arabia telah lalai mengamankan pelaksanaan ibadah haji. Dengan keras mereka mempertanyakan kebijakan penutupan 2 dari 5 jalur yang menuju tempat pelemparan jumroh. Mereka juga menuntut pertanggungjawaban Saudi dan mendesaknya untuk meminta maaf kepada seluruh kaum Muslimin.
Pihak Kerajaan Saudi Arabia sebagai penyelenggara ibadah haji menanggapi tudingan Iran dengan tidak kalah kerasnya. Saudi balik menuding bahwa negeri para mullah itu telah mempolitisir tragedi Mina untuk kepentingan politik mereka. Akibatnya hubungan kedua negara Islam di Timur Tengah itu kembali memanas.