Dingin, sunyi ... dan berjejelan membentuk gelembung-gelembung rindu
Ia hadir sebelum fajar menyapa, tanpa salam, tanpa mengetuk lalu duduk di singgasana hati
Hadirnya penuh sesak, berjelaga di samudra hati yang tak begitu luas
Untuk itu, tak bisa kubuang paksa untuk rasa yang meyesak dan terdesak
Karna rindu ini tak tersebut untuk dia yang tak ingin kuucapkan di mulut, hati dan kepala
Biar rindu ini membisu, seperti embun yang selalu hadir di dininya pagi
Sunyi, tanpa kata tapi setia pada dedaunan meski hanya hadir sekejap lalu menguap hilang
Cukuplah aku merasa sesak tanpa kamu harus tau apa arti rindu tak terbalas
Rinduku diam-diam, seperti embun pagi yang menempel pada sehelai daun dengan sekejap
Tak usah kau balas, karna aku tak mengharap rinduku menjelma menjadi udara yang selalu kuhirup
Rinduku embun pagi yang menguap dari samudra hati menjelma menjadi gelembung rindu di dedaunan pagi
Menetes di dininya hari, jatuh terserap tak kala fajar menyapa kian menghangat lalu hilang ditelan pusaran bumi
Biarlah ia hadir sesingkat embun pagi, namun setia menyapa di pagi yang dingin
Hanya untuk meyakini bahwa "Masih ada sepotong rindu untuk dia yang tak terucap"
[ Follow my twitter @arsachputri ]