Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Sepotong Rindu Untuk Dia yang Tak Terucapkan

13 Maret 2012   05:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:08 330 0
Rindu pagi ini hadir diantara embun yang terselip di dedaunan di depan jendela kamar

Dingin, sunyi ... dan berjejelan membentuk gelembung-gelembung rindu

Ia hadir sebelum fajar menyapa, tanpa salam, tanpa mengetuk lalu duduk di singgasana hati

Hadirnya penuh sesak, berjelaga di samudra hati yang tak begitu luas

Untuk itu, tak bisa kubuang paksa untuk rasa yang meyesak dan terdesak

Karna rindu ini tak tersebut untuk dia yang tak ingin kuucapkan di mulut, hati dan kepala

Biar rindu ini membisu, seperti embun yang selalu hadir di dininya pagi

Sunyi, tanpa kata tapi setia pada dedaunan meski hanya hadir sekejap lalu menguap hilang

Cukuplah aku merasa sesak tanpa kamu harus tau apa arti rindu tak terbalas

Rinduku diam-diam, seperti embun pagi yang menempel pada sehelai daun dengan sekejap

Tak usah kau balas, karna aku tak mengharap rinduku menjelma menjadi udara yang selalu kuhirup

Rinduku embun pagi yang menguap dari samudra hati menjelma menjadi gelembung rindu di dedaunan pagi

Menetes di dininya hari, jatuh terserap tak kala fajar menyapa kian menghangat lalu hilang ditelan pusaran bumi

Biarlah ia hadir sesingkat embun pagi, namun setia menyapa di pagi yang dingin

Hanya untuk meyakini bahwa "Masih ada sepotong rindu untuk dia yang tak terucap"

[ Follow my twitter @arsachputri ]

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun