Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

"Sang Pemenang"

22 April 2015   05:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:49 21 1
by Anam Al-Pasery


Tau kah kita bahwa kita adalah pemenang ?.. tau kah kita bahwa kita lah yang terbaik.? jawabannya mungkin ya tapi mungkin juga tidak ...tapi dengan tegas saya menjawab ya  KITA LAH PEMENANG SEJATI. Jauh sebelum dilahirkan takdir kita telah dinobatkan sebagai pemenang, andai saja kita sadar bahwa sejak berbentuk sperma kita adalah satu-satunya dari jutaan sperma lainnya yang berhasil menembus indung telur dan selanjutnya dibuahi hingga menjadi bayi. Tuhan telah mentakdirkan kita sebagai pemenang kawan. Ibu dan ayah kita pun demikian, tidak perduli bagaimana pun kekurangan kita dan tidak perduli sehebat apapun anak orang lain bagi mereka kita lah yang terbaik. Mereka senantiasa mendo'akan dan menobatkan kita sebagai pemenang dan sungguh begitu pula orang-orang yang menyayangi kita.
Fakta mengejutkannya adalah orang yang membenci kita pun sebenarnya menobatkan kita sebagai pemenang sebab benci itu umumnya karna kita merasa lebih rendah serta memiliki keterbatasan dibanding orang lain yang kita benci teman-teman saya menyebutnya sejenis iri dan dengki. pertanyaannya sekarang adalah mengapa ada orang hebat, orang pintar, orang cerdas, sementara ada pula orang bodoh, pecundang, idiot dan sejenisnya. Untuk menjawab pertanyaan itu saya akan berusaha search pengalaman peribadi kepada kawan-kawan.
Saya adalah anak alas yang lahir di perkampungan terpencil dan jauh dari peradaban. saya akui bahwa kehidupan alas jauh dari pengetahuan modern dan dengan penuh kesadaran untuk memperbaikinya  saya katakan bahwa sejak kecil kami hidup dilingkungan yang lemah pendidikan, juah dari peradaban dunia luar yang luar biasa. terlebih nenek moyang kami yang hanya kenal hutan, ladang, dan berburu menambah daftar ketertinggal kami dibanding suku lain di dunia. Saya beruntung karna kedua orang tua dan keluarga punya keperdulian tinggi terhadap pendidikan kami sekeluarga, hingga sampe saat ini masih diperkenankan menimba ilmu dinegri oyang yang umumnya berbeda dengan anak-anak lain dari keluarga lain dikampung. gejolak dalam diri mulai membakar api semangat dalam diri hingga saya bermimpi bahkan lebih besar dari orang-orang hebat didunia. saat Tuhan memberi kesempatan yang sangat luar biasa saya bersyukur dan bersimpuh sujud terimakasih atas karunianya itu. dan saat tulisan ini diketik saya terdaftar sebagai mahasiswa yang sangat langka anak alas bersetatus demikian. saya sangat bangga bisa menjadi mahasiswa meskipun menurut orang lain itu bukan capaian yang berarti dan mungkin tidak termasuk terget yg bergengsi untuk dicapai. tapi tau kah anda kalau sampe saat ini baru 4 orang dari anak alas yang bersetatus mahasiswa bagi kami itu sebuah prestasi dan capaian yang sangat membanggakan dan jelas kami adalah pemenang, saya adalah sang pemenang.
Saya kira kita sudah dapat jawaban tentang pertanyaan diatas tadi. saya ingin anda menganalisa sendiri untuk jawabannya melalui kisah peribadi saya diatas. Intinya saya ingin katakan bahwa tidak semua hal besar bagi kita juga besar bagi orang lain, dan tidak pula semua hal kecil bagi kita adalah hal kecil bagi orang lain. Semua orang punya hidup masing-masing, jangan pernah menganggap remeh capaian orang lain apalagi menganggap mereka bodoh, pecundang, idiot hanya karna mereka tidak memiliki pencapaian yang sama dengan kita. ,,,,INGAT kita semua adalah sang pemenang tidak perduli sekecil apapun yang orang lain raih kita harus mengapresiasinya karna bisa jadi itu raihan terbesar baginya.
terimakasih sudah membaca

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun