Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Jokowi Tak Layak Jadi Presiden RI, Mengapa?

19 April 2014   10:49 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:29 1919 4
Saya akan jabarkan beberapa hal mengenai Penilaian mengapa Beliau tak layak jadi Presiden RI.

Perjalanan Jokowi untuk menjadi sampai sekarang ini adalah Jasa dari 3 Orang Tokoh Nasionla yang kita Hormati (Prabowo. Jusuf Kalla dan Jian Fariz (Menteri Perumahan saat ini)).

Perjalanan cerita saat itu, sejak tahun 2009 sampai dengan Pebruari 2014 Hubungan Gerindra (Prabowo) & PDIP (Megawati) cukup baik.  Dimulai dari Pencapresan mereka tahun 2009 yang tertuang dalam perjanjian Batu tulis, sampai dengan dukungan bersama dalam beberapa Pilkada di berbagai daerah di Indonesia.

Letjen Mar Purn. Nono Sampono dan Mayjend Purn Adang Ruchyatna dua nama  inilah sebelumnya yang muncul untuk kandidat dari PDIP sebelum Jokowi masuk.  Bahkan lebih santer lagi Taufik Kemas tetap berharap PDIP mendukung Foke & Mayjend Purn Rucyatna.  Namun semua itu buyar karena Lobby lobby yang dilakukan oleh Yusuf Kalla, Jian  Fariz & Prabowo.  Dimana sebelumnya Gerindrapun belum memiliki Calon sampai dengan Ahok mendatangi mereka.

Begitu gencar lobby lobby yang dilakukan oleh Jusuf Kalla cs untuk meyakinkan Mega bahkan menurut sumber yang dapat dipercaya, mereka masing masing bersedia mengeluarkan Dana sebesar @Rp:100M yang saat itu langsung diserahkan Rp:65M ke Mega untuk mesin Partai PDIP olej Jian F.  Begitupun PDIP/Mega dan Jokowi sama sama tidak memiliki Dana yang cukup untuk menghadapi Pilkada 2012 saat itu.  Sehingga dengan kehadiran 3 Tokoh tersebut tentunya menjadi gayung bersambut, daripada mendukung Foke hanya dapat Wakil. Mending dukung Jokowi dapat Gubernur + Dana + Strategi Pemenangan.

Begitu lugunya Jokowi menghadap Jusuf Kalla & Prabowo menghaturkan rasa terima kasih dan memohon maaf karena hanya bawa badan saja utnuk dijadikan calon Gubernur DKI 2012.

Mengapa Prabowo mau memperjuangkan Ahok? Karena untuk mengangkat Elektebilitas suara Gerindra menjelang 2014.

Mengapa Jusuf Kalla mau menjadi mediator merapat ke PDIP? Karena Jusuf Kalla tidak punya Partai untuk mendukung beliau pada Pencapresan 2014 ini.  Sehingga beliau akan terus menjalin hubungan dengan berberapa Tokoh tokoh Partai agar tetap dipertimbangkan sebagai kandidiat capres.

Mengapa Jian F juga mau terlibat?  Karena Jian punya kepentingan Bisnis dan dendam emosional terhadap Foke yang waktu itu berkuasa.  Terutama mengenai status Pasar Tanah Abang, yang akhirnya walau keputusan pengadilan memenangkan Pemvrop DKI.  Begitu Jokowi Ahok berkuasa, Pengelolaan tetap dikembalikan kepada Jian F (bahkan kasusnya sepeerti ditelan bumi).

Dari 3 Tokoh tadi, yang masih realistis sebenarnya Prabowo, mengapa? Karena dia menyadari Partainya tidak akan mampu menaikkan Elektibilitas Prabowo untuk di Capreskan di 2014 ini.  Sedangkan yang 2 orang lagi silahkan anda nilai sendiri.

Nah kembali ke Jokowi.

Sangatlah tidak pantas sebagai orang Indonesia yang menganut adat ketimuran dalam Tata krama apalgi beliau orang Jawa.  Mengkhianati orang yang telah berjasa bahkan berjuang mengangkat drajatnya dari kota kecil Solo menjadi Gubernur di Ibukota. Bukan hanya Materi tetapi Tenaga, Mesin Partai Gerindra dan Prabowo yang telah menolong dia.

Adalah tida etis bagi Jokowi terhadap Prabowo yang telah memperkenalkannya langsung kepada Megawati (Ketua PDIP , sedangkan Jokowi hanya kader di kota kecil).

Ternyata secara diam diam Jokowi rupanya didukung juga oleh Konglemerat Edwar S (anaknya Wiliam Suryajdaya/Astra).  Belakangan setelah itu merapatlah Bos Lippo yaitu James Riady cs.

Nah Agenda 3 orang diatas hanya fokus pada Pilkada saja untuk Jokowi-Ahok.  Namun rupanya diam diam Jokowi main mata dengan para Konglemera itu, khususnya James cs untuk diusung menjadi Capres mereka.  Dimana kelompok James R cs merupakan kumpulan Konglemerat Hitam pengemplang Dana BLBI Rp: 600 T, yang waktu 98 mereka pada kabur keluar negeri.  Setelah 15 Tahun kini mereka kembali untuk menguasai NKRI.

Yang lebih gila lagi, adalah adanya Gerakan Misioneris dari Barisan Kristen garis keras melalu Sabam Sirait (merupakan Ketua Parkindo/partai kristen Indonesia yang bergabung dengan PDI waktu awal awal Orde baru) ikut bermain dalam dukungan ke Jokowi di Capres ini. Sabamlah yang mendesak Mega untuk mendeklarasikan Jokowi menjadi Capres sebelum Pemilihan Legislatif tanggal 9 April 2014.   Berdasarkan Info yang kami dapatkan, bila Jokowi tidak di Deklarasikan maka Dana dari para Konglemerat itu tidak akan turun.  Terbukti, bgt di deklarasikan, mesin partai bekerja, para projo (pro jokowi) diluar partai PDIP pun bergerak serentak.  Namun itupun tidak membuahkan hasil seperti yang merek harapkan  bisa menang diangka 27-35%.  Karena PDIP hanya mendapat 19,2% saja berdasarkan Hitung Cepat dari berbagai lembaga survie.

Singkat cerita, Jokowi didukung oleh Konglemerat Hitam dan Misioneris Garis keras.

Ketidak patutan Jokowi di Calonkan sebagai Presiden juga karena ia telah terlalu banyak melanggar Sumpah dan Janji Jabatan yang tidak tuntas.  Solo baru 2 tahun ia tinggalkan demi Pilgub DKI, kini DKI baru 1,5 th ia tinggalkan demi Pencapresan di 2014.

Sumpah dan janji bukan hanya pada saat dilantik.  tetapi janji janji kepada masyarakat DKI yang mendukung ia.  Syukurlah saya tidak termasuk pendukung belia di Putaran kedua DKI.

Yang berikutnya adalah asal usul Jokowi itu juga tidak jelas.  Masa ia, kita memilih Pemimpin dengan latar belakang yang tertutup.  Cukup sudah kita dipaksa jaman Orde baru oleh Suharto (Pengambil alihan dengan Pemaksaan dari Soekarno/ Supersemar 1966).  Yang kita tidak tahu siapa ayah dari Suharto sampai saat ini.

Selebihnya Presiden RI yang secara normal diangkat kita menegnalnya.  Mulai dari Soekarno, BJ.HAbibie, Gus Dur, Megawati Soekarno Putri dan SBY.  Sedangkan Jokowi terlahir tahun 1961, masa ia kita tidak punya rekam jejak siapa Bapaknya?

Agama Jokowi,  Kita tidak bermaksud sara.  Tetapi ini penting. Karena kita hidup di Negara yang berazaskan Pancasila (Ketuhanan Yang Maha Esa sila pertama).  Kita tidak permasalahkan apapun agamanya, namun menurut info yang kami dapatkan kelurga Kraton Solo yang namanya tidak ingin disebutkan tetapi anda bisa mencari tahu sendiri kesana.  Jokowi itu Muallaf, bila ia Muallaf kapan ia masuk Islam, ia memakai nama H didepan yang cukup mengelabui padahal H didepan namnya bukan Haji seperti layaknya orang muslim yang telah berangkat ke Tanah Suci Mekkah.  tetapi nama H di depan Ir.H Joko Widodo adalah Handoko, lengkapnya adalah Ir. Handoko Joko Widodo.   Bila ia benar Muallaf, dimana ia diIslamkan, oleh siapa ia diIslamkan, pasti ada dokumen resmi yang menyatakan ia Muallaf.  Bila memang benar ia Islam sejak kecil pastinya ia akan diberitahu dimana ia pernah mengaji, siapa guru ngajinya.  Karena tahun 1961 bukan tahun yang begitu lama, pastinya setiap kita akan ingat akan hal itu.  Ada yang tidak tanggung tanggung begitu yakinnya menyatakan H didepan nama Jokowi itu adalah Haji.  Kapan hajinya pasti ia tahukan?

Harus diingat ! Mayoritas Rakyat Indonesia adalah Muslim mencapai 88% data BPS 2012.  Bila ia tidak jujur dan bila terkesan ada agenda lain dibelakangnya.  Pastilah ini awal kehancuran buat Negara yang kita cintai yang penuh dengan toleransi dan kedamaian ini.  Sehingga kita tidak boleh membiarkan hal ini terjadi.  Cukuplah Solo dan DKI yang menjadi korban Ambisiusnya jagan rusak tatanan Negara NKRI yang Pancasilais.

Ibarat pepatah bilang, "jangan bermain api  akan terbakar nanti"

Terlalu banyak juga bila saya uraikan kelemahan kelemahan dan kesalahan yang telah dilakukan Jokowi ketika memimpin Solo & DKI Jakarta.  Bahkan penuh dengan KKN dibeberap Proyek proyek yang telah dilaksanakan dan sedang dilaksanakan dan akan dilaksanakan.  Nanti juga anda akan tahu, saat ini sudah muncul seperti Mobil Trans Jakarta dimana Salah seorang Teman dekat & Tim Sukses beliau dari solo terlibat.  Namun tidak diakui oleh Jokowi.  Hukum yang akan menjawabnya.

Singkat cerita penulis  ingin mengisaratkan Bahaya bagi Jokowi bila terus dipaksakan menjadi Presiden.  Walaupun kita tahu Uang+ Media + Propaganda Sosmed + Rakyat yang telah termakan isu akan mendukung beliau. Dan diprediksi ia akan menang namun Gejolak akan muncul di Negeri yang kita cintai ini.

Penulis hanya memberi beberapa kriteria Calon Pemimpin itu 3 hal utama yg harus menjadi Panduan kita:

1. Harus Berkata Benar  = tidak berbohong.....Bagaimana dengan Jokowi selama ini?

2. Harus Menepati Janji = tidak ingkar.......Bagaimana dengan Jokowi janjinya menyelesaikan tanggung jawab di Solo dan DKI selama 5 tahun.  Apa yang ia telah lakukan selama ini?

3. Harus bisa dipercaya = Tidak khianat......Bagaiman dengan Kepercayaan yang diberikan oleh Prabowo, Jusuf Kalla, Jian F dan warga DKI JAkarta?  Bagiamana dengan sumpah dan janjinya ketika dilantik?  Bagimana janjinya kepada warga DKI bahwa ia akan menuntaskan tugas selama 5 tahun dan tidak akan menjadi kutu loncat.

Demikianlah penulis memberi masukan sebagai pencerahan kepada seluruh Pembaca Kompasian dan seluruh rakyat Indonesia.  Kita memang sulit mencari Pemimpin saat sekarang ini.  tetapi cobalah berpikir realistis dan kewajaran.  jangan karena propaganda dan nafsu serakah NKRI terjebak dalam jurang kehancuran dan perpecahan kerena memilih Pemipin yang salah.

Silahkan dikoreksi, karena penulis juga manusia biasa, yang juga punya kesalahan dan kelemahan. rasanya sangat berdosa bila tidak memberikan masukan sebagai perimbangan buat teman teman kompasiana yang ada diseluruh Indonesia.

Salam Pegerakan untuk Indonesia Jaya!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun