Antara mata yang terbakar mentari
Dan bahu yang legam oleh waktu
Pada teras sungai yang sunyi tanpa suara
Waktu dan rindu berpelukan erat
Bagai jingga yang memerah tak pernah menyerah
Sekali lagi kuayunkan langkah
Pada setiap butiran-butiran senja yang lelap
Aku menafsirkan bahwa malam tak selamanya ramah dan rindu ini teramat marah
Riangkoli, 2020