Jika diijinkan, aku ingin menulis seribu puisi tentang kepedihan. Atau perluh menceritakan waktu-waktu kesedihan. Tentangmu masih saja menjadi alasan, dan kuyakinkan bahwa seperti inilah luka. Sebab nyala lilin dan lelehannya terus saja menyisakan bekas. Adakah malam yang lebih nyaman dari kemarin?
Di suatu malam ketika doa-doa terus berbaris rapi. Di sudut kamar patung dan rosario bersaksi tentang cerita malam ini. Dengan ini, aku memcoba mengaminkan segala keluh kesa, segala pasrah, semua Keikhlasan. Tentang kamu, kamu akan terus menjadi doa-doa di malam-malam bisu.
Flores Timur, 2020