Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Catatan Mimpi dan Pagi yang Keburu Basi

22 Juni 2020   08:44 Diperbarui: 22 Juni 2020   08:52 67 7
Pada perputaran ke sekian, langit masih saja biru tua, awan liar bebas berkejaran, tak ada yang  mengekang, ikut kemana ingin angin. Fajar adalah harapan dalam angan, sampai penantian akan turun hujan, menyapu, menghapus, sisa-sisa nestapa.

Lecut gigil pagi ini, adalah bukti kekosongan tanpa arah. Sedang bias-bias bisu masih betah. Keramaian itu seperti mimpi, yang hanya sebatas ungkapan dalam remang malam. Masih adakah?
Ceruk mimpi semalam yang tersimpan? sebab angin pagi ini membawa pesan rindu.

Amat gegas malam berganti dini hari, pada musim semi yang sempat terisolir, kabut-kabut pekat, membumbung atap langit.
Pagi ini, gigil kian sengit! Beku tubuh ole entah yang semakin tak di mengerti.
Akh, musim ini gila!
Kenapa perputaran perasaan kali ini beda?
hanya terpusat pada satu titik. Apakah yang akan terjadi?

Kepada pagi yang tak juga lupa diri.
Ia hendak berbagi sedih. Juga ingin mengadu sesal. Bingung kemana?kepada siapa? Harus apa?
Di kaki langit, terbentang seribu harap, jalan yang masih begitu panjang.
Lalu?
Apa yang hendak ku perbuat kepada mimpi ku kali ini?
Dia telah keburuh basi, sebelum waktu kembali!

Hati, bukan untuk main-main!

Ringpuho, 2019

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun