Menurut Amirin (1989), dalam suatu sistem ada beberapa tingkatan berpikir dalam menyelesaikan suatu masalah sesuai dengan kemampuannya. Jenjang yang paling rendah adalah berpikir dan mengambil tindakan berdasarkan kejadian (event) yang dialami. Pada kasus tersebut keputusan yang didapat masih sederhana. Maka, umumnya keputusan yang didapatkan masih lemah karena hanya berbasis pada suatu kejadian saja. Jenjang kedua adalah keputusan yang diambil berdasarkan sejumlah kejadian dalam suatu elemen yang terkait serta tren atau kecenderungan dari kejadian yang pernah muncul. Kecenderungan yang didapat dari sebuah kejadian diresume untuk dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan tindakan. Jenjang yang ketiga adalah berpikir sistem yang termasuk ke dalam jenjang tertinggi dalam konsep penyelesaian masalah. Jenjang berpikir sistem diawali dengan mengidentifikasi  kejadian. Selanjutnya, mengolah kejadian-kejadian dan proses tersebut dalam bentuk tren atau kecenderungan perkembangan. Jadi pola pikir sistem mendasarkan pada hasil eksplorasi menyeluruh terhadap suatu masalah dengan data-data perkembangan dari komponen atau elemen secara komperhensif atau menyeluruh.