Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Kebebasan Yang Anda Miliki Ini Bukanlah Hadiah yang Turun Begitu Saja dari Langit...

16 Juni 2014   02:35 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:34 49 0
Well...

this is to you who are confusing between "Tegas dan disiplin" with "otoriter"!

Untuk anda-anda yang merindukan gaya militer orde baru yang menurut anda "tegas", dan khususnya buat anda-anda kaum fundamentalis yang mencerca demokrasi dan mengimpikan sistem khalifah... yang menganggap "islamic order" itu perlu dan pantas diterapkan di negara "majemuk" seperti Indonesia...
Buat anda-anda pengagum si Rijiq, yang meneriakkan bahwa Pancasila-nya Sukarno itu tempatnya di "pantat"...
Tolong INGAT-lah bahwa: Anda semua itu sekarang ini bisa menggalang massa, berkumpul dan berdemo setiap saat anda suka, berteriak-teriak memaki dan, menghujat, memprotes, mengkritik, baik dengan sopan dan terhormat ataupun dengan begitu brutal dan tidak tahu adat...
SEMUA itu bisa anda lakukan SEKARANG ini CUMA karena adanya sistem DEMOKRASI yang anda cerca lemah dan tidak sempurna juga tidak pantas dianut oleh indonesia dengan populasinya yang mayoritas muslim ini.
Anda bisa berteriak sekeras itu cuma karena di indonesia ada "law and order" yang disediakan oleh sistem "Demokrasi" yang anda lecehkan itu.

Khususnya untuk indonesia:
-KEBEBASAN yang saat ini anda miliki untuk berbicara apapun sesuka anda, bahkan kebebasan untuk bilang bahwa "demokrasi" itu "Sh#t", termasuk kebebasan anda untuk bilang merindukan gaya keras bin tegas ala Suharto dan anda harapkan juga dimiliki oleh "mantu" nya itu...
-Semua itu sekarang ini bisa anda nikmati cuma dengan pengorbanan dari pejuang2 reformasi di penghujung 1997.
-Semua itu bisa anda punya saat ini dengan melangkahi BANGKAI mereka dulu.
Dan begitu teganya anda melupakan itu begitu saja, me-nisbi-kan hal itu, seolah-olah itu cuma mimpi buruk yang sudah lewat, dan mimpi buruk orang lain.. keluarga lain pula, bukan mimpi anda.
Bisa-bisanya anda idem dengan seseorang yang menyebut para pejuang demokrasi itu sebagai "radikalis pembuat bom", "ancaman terhadap stabilitas bangsa" dan patut "diamankan". Para radikalis yang lebih berpotensi membuat bom itu saat ini justru ada di barisan pendukung si pengucap hal itu.

Saya tidak suka pakai agama sebagai argumen. Tapi karena kalian suka maka saya sebut ya.
Kali ini kata "Anda" itu tertuju pada capres sebelah, terkait dengan alasannya pada debat capres kemarin:

"Anda disuruh Nabi untuk menghormati dan patuh pada orang tua anda bukan?
Jika anda disuruh orang tua anda membunuh orang yang tidak bersalah, apakah anda akan patuhi juga? Membunuh itu suruhan agama atau bukan? Kira-kira membunuh itu sesuai standar moral yang baik atau bukan?
Dan perlu saya ingatkan lagi: Atasan itu bukan orang tua anda, dan bukan pula Tuhan!
Selain TATA TERTIB Dan aturan di secarik kertas, masih ada batas yang lebih tinggi: yaitu "STANDAR MORAL DAN NURANI!"
Jika anda punya itu, maka anda takkan mampu melakukan sesuatu yang melanggarnya, siapapun pemberi perintahnya.

Tak ada pekerjaan apapun yang bernilai lebih daripada itu.
Dan kalaupun anda pernah kepleset dan berbuat salah terkait dengan hal itu,
masih belum terlambat bagi anda untuk menebusnya jika anda memang mau.
Anda masih bisa selamatkan orang indonesia dengan berbicara terbuka, dan katakan siapa saja orang-orang yang "anda katakan ikut terlibat dan telah mengorbankan anda!". Itu jika memang anda serius dan punya nurani yang bersih.
Selamatkan orang indonesia dari ketidak tahuan.
Jangan sampai orang-orang jahat seperti yang anda sebut itu bisa menguasai indonesia lagi, lewat jalur manapun dan melalui tangan siapapun.
Buka mulutlah dijalur yang benar.
Itu kalau anda memang peduli dengan Indonesia dan bukan hanya mau "Saving your own ass!" dan berharap sifat pelupa bangsa ini memaafkan anda tanpa syarat dan mengijinkan anda berkuasa tanpa harus membersihkan reputasi anda dulu.  (why saving his own ass? Karena kalau yang lainnya diseret ke mahkamah militer, artinya dia juga harus ikut kan, lama atau sebentar itu tergantung salahnya, tapi yang jelas bakal kena lagi. Jangan katakan bahwa adanya perintah itu sudah membersihkan diri. Jangankan rakyat sipil, tentara musuh yang udah tertangkap dan menyerah saja seharusnya tidak boleh diperlakukan buruk. Dan mereka dulu itu mahasiswaa, rakyat sipil, teroris juga bukan)

IF YOU DO THAT, if you have gut to disclose that, tell about everyone involved infront of the court, maka saya akan akui bahwa Anda benar-benar seorang PATRIOT, dan saya akan dukung anda sepenuhnya.

Hanya dengan itu maka saya anggap Anda pantas mendapatkan kesempatan kedua.
Kepintaran itu tidak cukup istimewa tanpa diiringi nurani yang jernih.
Masih belum terlambat, pak untuk membuat keputusan dengan nurani yang bersih instead of demi ambisi kekuasaan.
Jika anda memang tidak karena ambisi, anda tidak akan takut dengan risiko untuk buka mulut dan berkata jujur.
Cuma kasih isu-isu yang nggak konkrit, tanpa proses yang legal, semua itu tak ada gunanya, cuma jadi isu dan fitnah saja, kabar angin.
Percuma aja kalau nunggu semua saksi sudah mati baru bicara, karena yang mati tidak bisa lagi Klarifikasi.
Anda tidak perlu tersinggung dengan pertanyaan yang diajukan tentang hal itu.
Justru anda harusnya memanfaatkan moment itu untuk meng-klarifikasi kebersihan anda,
itu adalah justru kesempatan EMAS untuk membersihkan reputasi anda.
Tentara itu ada untuk melindungi "seluruh nation", melindungi "rakyat", bukan melindungi "penguasa". Tentara diberi senjata bukan untuk mecelakai ataupun nakut-nakuti rakyatnya sendiri, Jika kedisiplinan militer yang dimiliki cuma berguna untuk melindungi penguasa, maka tentara macam itu tidak dibutuhkan oleh rakyat MANAPUN didunia ini.

Somehow, jika  anda cuma bisa melempar kesalahan kepada atasan, ngomong bahwa semua anda lakukan cuma karena diperintah, dan nurani juga otak anda tidak bisa melarang anda untuk melakukan hal yang tidak benar itu, maka siapa disini yang Boneka?
Bukankah itu justru menunjukkan bahwa anda ini seorang 'BonekA' yang jauh lebih berbahaya? Karena anda adalah boneka yang punya kemampuan untuk membunuh orang. Seorang robot TERMINATOR.

Dan jika saya harus memilih antara Boneka sipil, dan Boneka bersenjata yang terlatih, maka sudah jelas lebih aman memilih boneka tak bersenjata daripada boneka yang punya kemampuan dan kesanggupan untuk membunuh dan menyakiti orang tanpa berkedip.
Saya benar-benar ngga ngerti kenapa orang lebih mengidolakan sosok-sosok yang bisa membunuh, daripada sosok yang mungkin terlihat ngga cerdik tapi setidaknya meneduhkan, tidak seram.
Sepertinya orang indonesia kebanyakan nonton film Hollywood :-D.

Jika anda (kali ini "anda" kembali tertuju kepada semua rakyat indonesia) mau berfikir jernih, mau memberdayakan otak anda dengan baik, maka anda akan tahu bahwa saya berkata benar.

Anda pikir anda bisa berbicara sebebas itu jika gaya militer dan otoriter Suharto masih ada? Anda pikir anda bisa berteriak sekeras itu jika anda berada dibawah sistem otokratis, military, "Law and Order made by the boss", System seperti kekhalifahan dan murni monarki?
Well, jika kebetulan saat itu kelompok dan sekte anda yang berkuasa, jawabannya mungkin "YA",
tapi jika sampai suatu saat terjadi perang sipil (yang biasanya cepat atau lambat pasti terjadi di negara yang kondisi penduduknya seperti api dalam sekam, ketidakpuasan penduduk yang ada bagai menyimpan bom waktu yang berdetak), kudeta atau revolusi sekali aja sudah cukup untuk membuat sekte anda terguling dari kursi... Dan adalah bodoh, kalau anda pikir anda masih bisa bersuara sekeras itu jika negara kita memakai sistem seperti yang anda impikan itu.

Karena itulah anda begitu paranoid terhadap minoritas... karena saat anda jadi mayoritas anda berperilaku tiran juga terhadap minoritas. Jika anda menjadi saudara tua yang baik dan melindungi terhadap minoritas, saya jamin anda tidak akan perlu merasa setakut itu terhadap minoritas. Anda takut karena saat anda bercermin anda sadar sesadar-sadarnya bahwa anda itu kejam dan tidak adil terhadap minoritas, karena itulah anda takut... karena anda ngeri akan mendapat karma dan balasan.
Itulah satu-satunya alasan yang masuk diakal.
Jadi logika anda adalah: 'Anda harus tumpas mereka dulu, lebih baik tekan mereka dulu jangan sampai mereka jadi cukup besar untuk membalik keadaan'.
Tapi anda lupa satu hal... Roda itu berputar, bumi itu bulat.
Anda tidak tahu apa yang bisa terjadi dimasa depan.
Jadi logika anda itu logika konyol, kalau ngga mau dibilang bodoh ya.
Suharto yang sudah berkuasa 32 tahun, begitu kuatnya.. akar-akarnya sudah menyebar kemana-mana, bukannya dia jatuh juga?
Gadhafi jatuh, Shah Iran jatuh, Saddam jatuh, Uni Soviet jatuh.. Hitler jatuh, Mesir alami revolusi, Syiria juga alami revolusi dan masih banyak deretan lain yang berjatuhan.
Jadi jika anda berfikir bahwa logika anda dengan "Tekan dan hajar duluan mereka biar takut, sebelum kita keduluan"  itu efektif, maka anda terlalu naif.
Dan lebih lagi, artinya anda terlalu sombong dan takabur.
Ingat sekali lagi, roda itu bundar.
Dan orang tidak akan bertambah bodoh tapi bertambah pintar (mestinya), jadi jika anda lebih suka bertahan jadi golongan orang-orang yang tidak mau berfikir sendiri dengan diiringi suara nurani yang jernih, maka celakalah anda sendiri nantinya.
Mungkin saya memang tidak seberuntung itu untuk melihatnya, tapi masa itu akan datang cepat atau lambat.

Human being, because of their own mental and emotional stupidity, will destroy them selves.
BE SURE FOLKS, it will happen!
The Doom doesn't come just like that, we are the one who make it happen with our own aggresive attitude.
And our technical intelligence just make it even faster!

NOTE: Buat yang tidak merasa berlaku intoleran dan dalam hidup bermasyarakat benar-benar sudah  menggunakan standar moral yang universal, sehingga bisa fair dan diterima semua orang, ngga pernah  memaksakan nilai-nilai individunya kepada orang lain, maka anda tidak perlu tersinggung.
Sudah jelas bahwa beberapa bagian dari tulisan saya diatas tidak tertuju kepada anda ;).
Fakta: Banyak tentara-tentara negara maju yang begitu pulang ke negerinya setelah dikirim ke medan laga mengalami gangguan jiwa, karena nuraninya terganggu harus menghadapi begitu banyak kekerasan, harus melihat penderitaan orang-sipil tak berdosa, atau bahkan karena mereka terpaksa membunuh musuh. Catat, itu yang dibunuh militan bersenjata lho dalam perang, mereka butuh psikoterapi cukup lama.
Dan ini capres nyatanya hidupnya nyaman-nyaman aja..padahal sudah berapa nyawa melayang dibawah komandonya ketika dia jadi jendral dan bertugas di indonesia timur, dan yang dia sakiti baik sipil ataupun militan, tapi mereka itu tetap nyawa. Jadi saya benar-benar mempertanyakan... kok bisa ya dia tidur nyenyak makan enak...
Dan itu memang bukan dia seorang yang begitu itu...
Yang ketika dimintai pertanggungjawaban, dengan enaknya cuma bilang: "Tanya saja Atasan Saya!"
Pak, tentu atasan juga harus diusut, tapi itu ngga berarti anda bisa cuci tangan.
Kalau anda ingin yang lainnya juga membayar, maka anda juga harus buka mulut....
Just wondering how they all can sleep well with so many blood in their hand...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun