Aku melompat turun dengan susah payah dari ambulans, mengikuti petugas paramedis yang gesit menurunkan brankar dengan suamiku yang berada di atasnya. Tak kurasakan dinginnya aspal yang terkena basah air hujan, meski kini kakiku hanya bertelanjang. Pun begitu dengan luka sobek di sepanjang betis kiriku yang masih menganga, sama sekali tak kurasakan perihnya meski terkena guyuran hujan yang setia turun dengan derasnya. Tampaknya aku kini sedang merasakan mati rasa, sesuatu cenderung berkonotasi negatif, yang banyak disebut orang-orang. Namun meski begitu, syaraf otakku tampaknya masih baik-baik saja. Hal ini terbukti dengan berhasilnya otakku memerintah kakiku untuk berjalan dengan pincang.Â
KEMBALI KE ARTIKEL