Suatu hari saya pernah bertemu dengan mahasiswi (saat itu saya sudah lulus SMA tapi belum dapat tempat kuliah) di dalam suatu forum jurnalistik, saat itu kami membahas salah satu media yang ownernya terjun ke dunia politik. Di forum itu kami membahas bagaimana pola perilaku media tersebut saat mengekor di salah satu partai kemudian berpisah, mendirikan partai baru dan berubah mencecar partai lamanya dengan cara yang sangat elit. Kamipun turut membicarakan pola rekrutmen politik dari partai yang tidak bermedia, kemudian mahasiswi itu membuka dompetnya, mengeluarkan kartu mirip ATM, "Mungkin ini salah satu caranya." Kata mahasiswi itu, di sana tertulis Kartu Anggota Partai X. Kemudian mahasiswa yang satu forum denganku mengeluarkan kartu sejenis dengan warna berbeda menunjukkan Kartu Anggota Partai Y.