Kondisi Indonesia hari ini sungguh berjalan paradoks, seakan semuanya serba virtual. Merajalelanya kejahatan baik nyata maupun maya, menjamurnya praktek-praktek pelanggaran hukum, makin lemahnya power penegak hukum oleh perilaku penegak hukum itu sendiri, semakin pudarnya semangat kenegerawanan dari orang-orang yang dicap dan mencap dirinya sebagai negarawan. Para politisi saling sikut, pejabat saling lempar tanggungjawab, hakim dan jaksa seringkali membela yang bathil, para penegak hukum lebih sensitif terhadap hal-hal yang memiliki konsekuensi hukum remeh ketimbang pelanggaran hukum yang justru merugikan negara trilyunan rupiah seperti KKN. Negara ini telah ternoda oleh anak bangsa sendiri yang sering berlindung dibalik muka “alim” yang ditampilkan seolah-olah tanpa dosa.