Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

New 7 Wonders dan Kontraversi yang Menyertainya

6 Februari 2011   00:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:52 905 2
[caption id="attachment_2389" align="aligncenter" width="453" caption="Komodo (sumber : Kompas.com)"][/caption] Menarik sekali membaca blog Mas Priyadi yang membahas soal Fakta-Fakta di Balik New 7 Wonders yang digagas oleh sebuah perusahaan privat di Swiss untuk melakukan pemilihan 7 keajaiban dunia baru yang dilaksanakan melalui kontes popularitas online berskala global. Taman Nasional Komodo terpilih menjadi salah satu finalis dari 28 negara untuk menjadi salah satu kandidat pemenang dalam ajang ini. Dan situasi mendadak "memanas" ketika hari ini diberitakan nominasi Indonesia terancam di-elimninasi dalam kompetisi terkait ketidaksiapan menjadi tuan rumah deklarasi yang akan diadakan tanggal 11 November 2011. Tak kurang pengacara kondang Todung Mulya Lubis yang juga Ketua Masyarakat Transparansi Indonesia ditunjuk oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) sebagai pengacara untuk menghadapi situasi ini. Alasan eliminasi dari nominasi hanya karena Indonesia tidak bersedia menjadi tuan rumah (hosting) deklarasi sungguh tidak adil setelah mekanisme voting itu sendiri dilaksanakan sejak 2008. Seperti yang saya kutip dari Kompas.com, Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kembudpar) Sapta Nirwandar menyatakan:

"Kita minta keadilan, voting dari 2008 masa hilang karena gak mau hostingHormatin dong voting dari tahun 2008. Ini voting kan bukan hanya dari orang Indonesia, tetapi juga luar negeri," kata Sapta kepada Kompas.com via telepon, Jumat (4/2/2011). Namun, Sapta mengakui bahwa di perjanjian umum pada saat mendaftar terdapat klausa yang menyatakan bahwa pihak New7Wonders berhak mengeliminasi apabila tidak sesuai dengan ketentuan. "Tapi itu kan kalau punya dosa. Ini dosanya apa?" ucapnya. Sapta menuturkan bahwa eliminasi jelas dikaitkan dengan posisi Indonesia sebagai tuan rumah. Sapta menambahkan, Indonesia tidak ikut jadi tuan rumah karena tidak siap dengan kondisi biaya. "Kalau dia (New7Wonders) mau eliminasi, eliminasi Indonesia yang tidak sanggup jadi host. Ini kita yang dieliminasi Komodo yang jadi finalis. Mestinya profesional," katanya.
Pihak New7Wonders memang telah melakukan kontrak dengan sebuah konsorsium swasta di Indonesia. Sapta mengatakan, pihaknya tidak pernah tahu ada kontrak tersebut. Selama ini, ia melanjutkan, pihak Kembudpar baru sebatas mengadakan pembicaraan saja mengenai ketertarikan menjadi tuan rumah dan sama sekali belum terikat kontrak dengan New7Wonders.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun