Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Resensi Buku Amran Razak : Demonstran Dari Lorong Kambing

7 Februari 2015   05:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:40 231 0
Judul Buku : Demonstran Dari Lorong Kambing Karya : Amran Razak Penerbit : Kakilangit Kencana Cetakan : Pertama, 2015 Jumlah Halaman : 285 ISBN : 976-602-8556-48-4 Amran Razak adalah legenda, juga sebuah fenomena... Nama beliau sudah lama saya kenal "sepak terjang"-nya sebagai mantan aktivis mahasiswa yang juga demonstran paling militan pada zamannya sejak pertama kali memasuki jenjang perkuliahan di Universitas Hasanuddin tahun 1989. Lelaki kelahiran Makassar 2 Januari 1957 itu memang dikenal sebagai penentang rezim Orde Baru, mantan aktivis Pers & Pergerakan Mahasiswa, juga Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan kerap menghuni sel tahanan. Pertemuan pertama kali saya dengan beliau, sepanjang yang saya ingat adalah ketika saya baru mulai aktif di Penerbitan Kampus Identitas sekitar awal tahun 1991. "Kak Amran" begitu kami memanggilnya yang juga adalah senior di penerbitan kampus 'Identitas" mampir ke ruang redaksi dengan gayanya yang khas : ramah, selalu tersenyum dan humoris. Penampilannya sederhana, santai dan casual. Seingat saya, mantan redaksi "Identitas" tahun 1977 tersebut mengenakan kemeja lengan pendek berwarna cerah dan celana Jeans. Beliau yang saat itu sudah menjadi dosen di Unhas mengajak kami bercanda, berdiskusi tentang banyak hal. Akrab. Membumi. Tak berjarak. Lama tak jumpa, pertemuan saya dan Kak Amran terjadi kembali saat reuni nasional dan Halal Bi Halal IKA Unhas yang dilaksanakan tahun lalu di Ancol. Beliau menyapa saya duluan dan kami saling bertukar kabar. Gaya beliau masih nampak seperti pertama kali kami berjumpa nun 20 tahun silam: santai, sederhana dan kasual. Hanya terlihat lebih banyak helai rambut uban di kepala mantan Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya (Fisbud) periode 1979-1980 yang sekarang menjabat sebagai staf ahli Menteri Kelautan dan Perikanan  ini ,namun binar matanya masih tetap menyala-nyala. Bersemangat. Seperti dulu. Sampai kemudian, kami saling bercakap kembali di Facebook serta membahas buku terbaru beliau berjudul "Demonstran Dari Lorong Kambing" (DDLR). Kak Amran yang juga adalah Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas lalu berjanji mengirimkan segera buku itu untuk saya. Kemarin siang (4/2) buku tersebut tiba di rumah dan pulang dari kantor, saya langsung "melahap"-nya hingga tuntas, bahkan hingga melewati pucuk malam :) Buku ini memang sangat menarik dibaca. Sebagai mantan reporter penerbitan kampus, kak Amran berhasil mengolah rangkaian kata demi kata dengan sangat memikat, runtut, mengalir lancar hingga pembaca terbuai dan tahu-tahu sudah sampai di halaman terakhir. Buku DDLR terbagi atas 13 Bab masing-masing : "Bangkitnya si Anak Lorong Kambing",  "Remaja Lorong Kambing",  "Anak HMI", "Pers Nakal:Anti Order Baru",""Era NKK/BKK", ""Peristiwa Toko La", "Pasca Perisitiwa Toko La", "Sarjana Lorong Kambing", "Bunda Terkasih", "Berbasis Kelompok Studi", "Kampus Baru Tamalanrea, Mushalla, Latoa Institute", "Penyerbuan Kampus Baraya" dan "CPNS".

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun