Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Menuju Bangsa Tanpa Makna

13 April 2015   05:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:11 21 0

“Bangsa kita berada dalam situasi yang krisis betul. Kita bukan sekadar melihat apakah Negara ini akan bertahan atau tidak. Apakah NKRI atau tidak, apakah Papua akan bertahan atau tidak, tapi persoalan secara keseluruhan. Kita sedang berada dalam situasi krisis pemaknaan dan kehilangan dinamika kebudayaan.” Demikianlah pernyataan menarik yang disampaikan oleh Bang Ashadi Siregar(seorang budayawan, sastrawan, novelis, dan jurnalis senior) di sela-sela wawancaranya yang tertuang dalam majalah sastra SABANA Yogyakarta, edisi perdana: Juni 2013[baca: Majalah Sabana, Menuju Bangsa Tanpa Sastra, (Yogyakarta: Perkumpulan Santrawan Malioboro, Juni 2013)hal.12]. Apa yang disampaikan oleh beliau sejatinya bukan perkara sederhana. Bangsa Indonesia –dengan segenap kelebihan dan kekurangannya- sedang menghadapi masalah serius, yang saya narasikan dengan judul: menuju bangsa tanpa . Lho kok bisa, siapa sejatinya yang bisa lepas dari makna, karena ‘tanpa makna’ adalah bermakna bahkan bagian dari pemaknaan? Memang kita tidak akan lepas dari makna, tapi ‘pemaknaan’, perlu yang namanya kesadaran. Orang tidak akan peduli terhadap makna, jika ia tidak menyadari bahwa sesuatu mempunyai makna.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun