Dua hari ini, media sosial saya dipenuhi ajakan mendukung bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ASEAN. Dukungan tersebut tidak hanya digemakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Bahasa. Masyarakat pun ramai-ramai membagikan twibbon yang berisi ajakan tersebut. Hingga kini, saya belum terlibat dalam dukungan. Apakah saya tidak mendukung? Bukan. Saya sangat mendukung perkembangan bahasa Indonesia. Jangankan ASEAN, dunia sekalipun. Membaca alasan yang disampaikan oleh Badan Bahasa, bahasa Indonesia memang layak secara administrasi. Akan tetapi, bagaimana bahasa Indonesia di negeri sendiri. Apakah bahasa Indonesia sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri? Apakah bahasa Indonesia telah menjadi jati diri bangsa dan kebanggaan nasional? Kebanggaan dan jati diri yang saya maksud bukan sekadar pengakuan, tetapi bagaimana bahasa Indonesia dipahami dengan baik dan diimplementasikan dalam komunikasi resmi serta penamaan-penamaan instansi pemerintahan, kantor, perusahaan, perumahan, dan ruang publik.
KEMBALI KE ARTIKEL