Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Janji Pandji

27 November 2009   12:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:10 984 0
[caption id="attachment_17566" align="alignright" width="300" caption="Pandji Pragiwaksono (Kompas/Bahana Patria Gupta)"][/caption] Pandji Pragiwaksono—presenter sekaligus penyanyi rap—menjadi salah satu bintang tamu yang diundang oleh Kompasiana pada saat peresmian ulang tahun pertamanya pada tanggal 22 Oktober 2009 bertempat di Mario’s Place Cikini Jakarta Pusat disaat sesi talk show tentang bagaimana pengaruh internet—khususnya blog terhadap kehidupan dan karirnya.

pandji sudah mempunyai blog sejak lama. Posting pertama dia tepatnya pada bulan Agustus 2004, yang isinya tentang mengeluh karena sedang masuk angin. Awalnya, pembawa acara Kena Deh! ini memakai blog sebagai tempat curhat—sampai hal-hal yang menurutnya kurang penting. Namun, dalam perkembangannya Pandji merasa esensi blog itu bukan terletak dari tulisannya, tetapi dari tanggapan atau respon dari pembaca. Maka sejak itu, ia membuat posting blog yang kebanyakan bertema sangat menggebu-gebu—tentang nasionalisme—yang membuat banyak tanggapan banyak pembaca, baik itu baik maupun kurang baik.

Sedangkan dari karir sebagai rapper, Pandji memulai dengan membuat album lewat aliran indie dan mencetak 3000 keping CD. Namun ada beberapa masalah yang menghambat penjualan, antara lain 1500 keping CD yang belum terjual. Lambat laun, Pandji menemukan cara terefektif untuk menjual sisa CD-nya itu—yaitu dengan internet. Ia menjual beberapa CD-nya dengan Twitter. Hasilnya? Sukses! Bahkan ada pembeli yang berasal dari Medan yang rela merogoh kocek sampai Rp130.000,- hanya untuk membeli dua album CD Pandji. Dan tentu saja, karena membeli langsung dari sang penyanyi, si pembeli diberi ‘bonus’ tanda tangan dan quote yang ditulis Pandji sendiri yang terinsipirasi dari bungkusan kue Fortune Cookies.

Sesuai dengan janji Pandji di semua lagunya juga di status-status Twitter-nya, ia mencoba untuk membangunkan rakyat Indonesia, bahwa kita punya segalanya, dan tidak bisa ditindas oleh bangsa lain. Semangat seperti ini sepertinya sudah memudar di era globalisasi ini. Lihat saja anak muda jaman sekarang—suka keluyuran, bahkan narkoba dan seks bebas, bukan ciri khas orang timur—yang sopan dan santun.

Dan sebagai insan Indonesia yang masih mencoba untuk bangkit, kita sepatutnya mengikuti semangat dan janji Pandji—menjadi nasionalis—tanpa harus melakukan perbuatan-perbuatan radikal!

MAM

23 Oktober 2009

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun