Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Artikel Utama

Konser Salam 2 Jari: Titik Kulminasi Perubahan

6 Juli 2014   22:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:14 199 0

Catatan—tulisaninitidakadaunsurkampanyesamasekali, hanyamengutarakanpendapatdanpengalamanpribadi karenasayamenghormatikeputusanKPUyang mengatakanuntukseluruhpendukungmasing-masingcalonpresidenuntuk “melepaskansegalabentukatributkampanye”. LagipulaAndapunyajagoannyamasing-masing, kan? Selamatmembaca!

KontestasiPemilihanPresiden (Pilpres) untukperiode 2014-2019 mendatangsemakinmeningkat.Apalagikemarin (5/7) hariterakhirkampanyeuntukkeduapasangcalon, PrabowoSubianto-HattaRajasa (nomorurut 1) danJokoWidodo (Jokowi)-JusufKalla (2),sehinggatidakbisadipungkiriusaha paling kerasmerekatunjukkanuntukpersuasiswing voters, ataupemilihtetap yang belummenentukanpilihan—sayang, kan, kalaumerekagolput alias golonganputih?

Saya pribaditahunini, pujisyukur, bisamemilihkarenacukupumur, dansayatelahmenentukansiapa yang sayapilih.Hal itusayatunjukkanpadaacaraKonser Salam 2 Jari di stadionGelora Bung Karno, Sabtu (5/7)lalu, yang diadakan oleh relawan capres Jokowi-JK (dimotori oleh personil grup band Slank).Sudahjelassiapa yang sayadukung; dansayasangatmengapresiasiacarainikarenaacarainidibuatgratisuntukseluruhkalangandanartis-artis yang datangmeramaikanacarainitidakdibayarserupiah pun!

Konser Salam 2 Jaridimulai jam 14.00 WIB, tetapimassa yang mengerubungistadionbersejarah Indonesia itusudahdatangjauh-jauhwaktu. Saya yang datangbersama ayahsayadanbertemukakaksepupupun merasakankeramaianitu; butuhwaktuuntukbertemudi lapangantengahpanggung.Walauadasedikitmasalahdenganpolisisebelummasuk, euforiaacaraterasabahkansebelummasukKompleksGelora Bung Karno.Banyak orang berbondong-bondong—baikberjalan kaki, naikkendaraanpribadi, maupunkendaraanumum—sembarimelakukangimmickmengacungkanjaritelunjukdantengahkeudara.Semua orang senangsiangitu.

Ketikamasukkedalamstadionlewatpintubawahyang biasanyauntukambulansdanmobil-mobilpolisi pun berjalantertib, walaupunagakberdesakankarena yang dibukahanyasatupintu, pintuutara.Setelahitusaya, ayah sayadankakaksepupubesertatemannyaberkumpuldanmulaimenikmatiacara.Dalambenaksaya, berorasimengumpulkanmassadanberbicara di panggungbesaradalahintrikkonvensional yang tidakpernahada di pikiransayauntuksayahadiri, tapi kali iniberbeda; iniadalahbagiansejarah, terakhir kali semuaorang-orang pendukungpasanganiniuntukmenguncimasadepan; semua ingin perubahan. NegaraamandandamaimelaluidemokrasidanpengamalanPancasilasemurnidansekonsekuenmungkin, bukan liberal atauotoritarian.

Berbagaiartisdantokohterkenalberkumpuldanmenyuarakanaspirasidandukunganmerekalewat musik atauseniperan (adasedikitstand-updanlawakkemarin), namunyangmembuatsayaterharusekaliadalahketika para mantanatlet—bukanatletsembarangan, tapiatletnasionalkelasdunia yang seringmengibarkanbendera Indonesia di berbagaiajangbergengsiinternasional, seperti Richard Sambera, Taufik Hidayat, Susi Susanti, dll.—menyatakandukungannyakepadapasanganini.Melihatberbagaipenuturantentangbetapatidakdihargainya “pahlawantanpadarah” inisaat-saatini, sayahanyatidakinginmerekamajukeataspanggunglagisuatusaatnanti, setelah 9 Juli, meneriakkanhal yang sama. Pekerjaanapapunharusdiberitimbalbalik yang sama!

Acarapenampilanartispapanatas Indonesia, seperti /Rif, Slank, OppieAndaresta, Pandji, JFlow, Glenn Fredly, Tompi, DiraSugandi, SandhySondoro, dkk.danpernyataandukunganhanyalahpengantar untuk calonpresidenJoko Widodomuncul—sambilberlari—keujung “lidah” panggungdanmembacakankontrakpolitik (tumbensekalibeliautidakberkelakarbanyak, mungkinmenyimpantenagauntukdebatterakhirpadamalamnya). Semuamassa yang tadinyaributsekali (apalagisetelahpenampilan band denganmassaterbanyak di negeriini, Slank, tampil)menjadidiamdandengankhidmatmerinciberbagai kata yang beliaukatakan. Sungguhrealistisdanpenuhharapan;tidakpenuhretorikaseperti yang dijanjikanberbagaipolitikus yang sayapernahlihat.Beliaudengandetilmenjelaskansetiap program danjanji yang beliaukumandangkan.Tidakheranbanyak orang berharapbeliaumenang di pilpres kali ini.

SetelahJokowi pergi, doadibacakanolehQuraishShihab. Sungguhmenenangkansetelahberjam-jam panas-panasan di lapangan.Acarainiberhasilmengumpulkanberbagai orangdengan agama, latarbelakang, suku,ras,danpandanganberbeda, contohnya para komunitaspemusik yang berbeda-beda—mulaidarihip-hophinggarock­—secaraikhlasdanvisioner.

Masalahutamasetiapacarasepertiini di Indonesia adalahsampah.Yep,halinitidakkunjungberubah;setiapacarabesarpastisampahberserakan.Namunsekaranginiberbeda;banyakorangsekarangtergugahuntukmembantupetugaskebersihanuntukmemungutsampah.Bahkanadayangsampaimembawakantonghitambesarsendiriuntukmemungutnya.Sayasendiri pun sedikitmembantu (ya, membawasampah yang adadi hadapansayasaja,sih) tapisayabanggadenganrevolusi mental ini; perubahanmulaidarikitasendiri,termasukmengubahpolapikirkita agar tidakgolputdandapatmembedakanmana yang baikdengan yang buruk—dengankacamatamanusiatentunya, bukankacamata agama, sukudanbudaya.

Akhirkata,sayainginmengatakanbahwasebenarnyasayabukanpendukungsalahsatupartaiatauperoranganataugolongan.SayapendukungberatIndonesia.Sayainginlihat Indonesia majusebagaikesatuan,bukanhasilklaimperoranganataukelompok.Namunketikapilihannyaterlihatjelas, antaracalonpemimpin yang dikelilingikoruptordanperampokhakrakyatdengancalon yang rendahhati—bukanpencitraan—dansudahterbuktiprestasinya di berbagaiaspek, sayatidakakantutupmatauntukmemilih. Indonesia jaya!

MAM

6 Juli 2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun