Pengiriman peserta magang atau kenshusei untuk kerja praktek di Jepang memang sangat membantu Pemerintah Indonesia untuk mengurangi pengangguran yang memang cukup besar di Indonesia. Selain kerja praktek di Jepang para peserta magang tidak hanya mendapatkan gaji yang cukup besar yang belum tentu diterima oleh para pekerja di Indonesia. tetapi segudang ilmu dan pengalaman yang sungguh luar biasa yang bisa di jadikan modal untuk di bawa pulang ke Indonesia.
Rata-rata para peserta magang relatif masih muda, berusia 20 tahun sampai 27 tahun karena merupakan prasyarat agar bisa ikut dalam program pemagangn kerjasama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang dan syarat yang diberlakukan oleh yayasan pengirim untuk magang ke Jepang. Besarnya gaji yang di dapatkan peserta magang yang tidak didapatkan jika bekerja di Indonesia dengan usia yang relatif masih muda tersebut. Bisa di bayangkan bagaimana para peserta magang tersebut bisa membawa uang hasil kerja kerasnya selama di Jepang untuk dibawa pulang ke Indonesia. Para peserta magang pada umumnya mendapatkan gaji sebesar 100 ribu yen atau setara dengan 10 jutaan dan itu belum termasuk lembur yang mereka dapat, walau setiap peserta magang yang ada di Jepang berbeda dalam memperoleh penghasilan, tapi kesimpulan nya bahwa setiap peserta magang bisa membawa banyak uang yang mereka tabung dan berhemat selama 3 tahun mereka magang di Jepang, kemudian mereka bawa pulang ke Indonesia untuk modal masa depan mereka.
Upss...tapi bukan itu yang ingin kita bicarakan tentang berapa banyak uang yang bisa dibawa pulang oleh peserta magang ke Indonesia, yang kita bicarakan disini adalah seberapa siap peserta magang mempersiapkan bekal masa depan agar hasil keringat mereka selama 3 tahun di Jepang bisa bermanfaatkan agar bisa membangun masa depan mereka di Indonesia yang tentu bukan 3 tahun pastinya, tapi seumur hidup. seberapa besar kesiapan para peserta magang mempersiapkan masa depan mereka yang panjang tersebut. Diperlukan persiapan dan kreativitas untuk merencanakan dan mau menggali potensi diri, memanfaatkan kesempatan dan momentum, mau belajar serta bergabung dengan komunitas dan organisasi yang dapat membangun potensi diri, mendukung dan memberi semangat membangun kesuksesan semuda mungkin dengan berwirausaha selama mereka masih berada di Jepang.
Tidak sama halnya apa yang dilakukan oleh seorang peserta magang yang akan kita kisahkan berikut ini. Yaa..inilah dia seorang peserta magang yang memiliki kreativitas, bisa memanfaatkan kesempatan dan momentum, mau belajar, pekerja keras. Dia bernama Supriiaddi, peserta magang dari kota Banyumas, Jawa tengah ini kini telah menjadi juragan Tempe, dimana tempe hasil produksinya menjadi langganan tetap untuk para peserta magang lainya yang ada di Kota Hamamatsu dan sekitarnya. kota Hamamatsu adalah sebuah kota yang berada di Prefektur Shizuoka, Jepang. Saudara Supriiaddi sendiri memproduksi tempe yang dia beri nama Tempeh Panuluh. Saudara Supriiaddi yang saya wawancarai di Hamamatsu. Menceritakan, Kenapa Ia memberi nama Tempeh Panuluh, Ia memberi nama tempe Panuluh karena Panuluh sendiri berarti pembakar yaitu pembakar semangat menurut pengertian yang dia berikan.
Wahh ...terryata Mas Supriiaddi telah membuat atarashii kotoba atau kosakata baru dalam bahasa jepang karena saudaran Supriiaddi ingin menjadi Pembakar semangat dan inspirasi untuk peserta magang lainnya agar semangat mempersiapkan masa depan dengan berwirausaha. Hmmm… Sama seperti Slogan Young & Success Indonesia " Kalau Bisa Jadi Pengusaha Sekarang, Ngapain Jadi Karyawan Esok. “ Superr…!!!
Saudara Supriiaddi sendiri bisa memproduksi sekitar 250 bungkus tempe panuluh dalam sehari untuk di jual kepada konsumen yang ada di Hamamatsu dan sekitarnya yang sudah memesan Tempeh Panuluh darinya. Harga yang di tawarkan relatif lebih murah yaitu 1000 yen untuk 4 bungkus tempe Panuluh tapi untuk harga perbungkusnya dia menjual 300 yen. Dia memproduksi sendiri Tempeh Panuluh di saat Waktu luang setelah menenunaikan tanggung jawabnya sebagai peserta magang dan memproduksinya juga pada waktu hari libur dan menjualnya kepada konsumen di Hamamatsu yang sudah memesan sebebelumnya.
Saudara Supriiaddi sendiri bercita-cita membangun Pabrik Tempe di Indonesia sebagai usaha masa depan dan memasarkannya di Jepang dan Indonesia untuk mengurangi pengangguran yang masih banyak di Indonesia setelah pulang nantinya, ujar beliau dalam wawancara di pusat pembelanjaan di Hamamatsu. Karena prospek usaha tempe untuk ekspor ke Jepang dan konsumen Indonesia yag masih berperluang cukup besar menurutnya.
Link Komunitas Yes!Indonesia
https://www.facebook.com/YES.INDONESIA