Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bahasa

Membaca Masa Depan Bahasa Indonesia

14 September 2012   13:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:28 2299 1

Membaca Masa Depan Bahasa Indonesia

Bukan lagi menjadi rahasia umum bila Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional sekaligus bahasa resmi negara Indonesia. Tidak hanya menjadi bahasa resmi negara, Bahasa Indonesia juga diposisikan sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia. Tentu ini tidak lepas dari keberagaman suku dan bahasa di Indonesia sehingga memang perlu ada sebuah bahasa yang mempersatukan keberagaman tersebut. Pada tempat lain, Bahasa Indonesia menjadi bahasa kebanggaan bangsa Indonesia sekaligus kekayaan peradaban yang dimiliki negeri ini.

Dan bukan lagi menjadi rahasia bersama bila kini bahasa kebanggaan masyarakat Indonesia itu pun perlahan-lahan mengalami degradasi identitas. Disadari atau tidak, seiring berlalunya waktu, identitas Bahasa Indonesia perlahan mulai memudar. Mungkin ini kedengarannya berlebihan atau terkesan mengada-ada. Tetapi kenyataanya demikian. Dan memang yang telah terjadi.

Entah siapa yang memulai, namun faktanya kini Bahasa Indonesia seperti selalu dan selalu mendapatkan tempat kedua setelah bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Anda bisa lihat tulisan No Smoking ! di SPBU Pertamina, di ruangan yang ber-AC, dan di berbagai tempat lainnya di seluruh pelosok negeri ini. Kenapa tidak tulisan “Dilarang Merokok!” saja yang sangat kental nuansa Indonesia-nya? Anda bisa leluasa melihat tulisan Men dan Women pada pintu toilet umum. Mengapa tidak tulisan “Pria” atau “Wanita” pada pintu toilet umum?

Beberapa contoh di atas baru sebagian kecil dari kenyataan betapa Bahasa Indonesia seperti menjadi “anak tiri” di negerinya sendiri. Kenyataannya bahwa orang Indonesia pada umumnya memang lebih menyukai beragam hal yang berbau asing sehingga sangat mudah untuk menanggalkan identitasnya sebagai bangsa Indonesia. Penulis tidak bisa menampik bahwa memang bahasa Inggris perlu dipelajari guna menghadapi situasi dan tantangan global yang kompetitif. Bukan berarti pula nilai-nilai Bahasa Indonesia juga perlahan dihilangkan, bahasa Indonesia dikesampingkan dan lebih memilih mempelajari budaya dan bahasa asing.

Tantangan terbesar bangsa Indonesia ke depannya adalah globalisasi itu sendiri. Globalisasi akan membawa banyak hal bercorak asing ke depan mata kita. Sebagai bangsa yang besar dan luhur, kita harus bisa mempertahankan identitas bahasa dan budaya kita. Setiap pribadi yang mengaku sebagai warga negara Indonesia wajib menjaga keaslian bahasa dan budaya kita. Bukankah lebih elok berpikir global bertindak lokal? Sikap bijak demikian tidak akan menghilangkan identitas kita sebagai bangsa Indonesia.

Yang penulis takutkan sekarang ini adalah bahwa jangan sampai masa depan Bahasa Indonesia hanya akan jadi kenangan. Bahasa Indonesia kehilangan penuturnya, tetapi malah orang asing yang gemar mempelajari Bahasa Indonesia kita. Sudah ada perusahaan negara kita yang diprivatisasi asing. Jangan lagi bahasa kita juga “diprivatisasi” sehingga kehilangan pesonanya. Jangan sampai masa depan Indonesia adalah masa depan tanpa identitas. Tidak ada lagi kebanggaan di sana.

Parahnya lagi, kini bahasa Korea juga makin digemari para kawula muda yang notabene adalah generasi penerus bangsa. Apa yang bisa kita harapkan bila kelak benar adanya Bahasa Indonesia kehilangan jati dirinya? Bagaimana bila nantinya Bahasa Indonesia tergusur oleh bahasa-bahasa alay ala anak gaul masa kini dan juga bahasa asing lainnya yang lebih favorit di mata para generasi muda bangsa. Untuk itu, mari bersama kita lestarikan dan jaga kekayaan peradaban bangsa Indonesia. Kita jaga kebanggaan kita. Orang Indonesia harus bangga menjadi bangsa Indonesia. Orang Indonesia harus bangga berbahasa Indonesia. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

***

Sumber gambar = http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/14/membaca-masa-depan-bahasa-indonesia/

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun