Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Ada Apa dengan Nomor Urut Caleg?

6 Mei 2013   16:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:01 1281 0
Berdasarkan informasi-informasi yang saya pahami, dalam Pemilu 2014 nomor urut caleg tidak menjamin lolos tidaknya yang bersangkutan menjadi anggota legislatif. Seorang caleg akan lolos bila memenuhi syarat jumlah perolehan suara. Bila tidak mencukupi, maka suara pemilih yang memilih partai (tidak memilih caleg) akan dialokasikan untuk mencukupi persyaratan suara caleg yang mendapatkan suara terbanyak.

Kalau memang demikian sistemnya, mengapa masih banyak partai yang calegnya saling berebut nomor urut kecil? Mengapa para caleg yang berasal dari elit dan pengurus partai, yang memiliki hubungan/kekerabatan dengan pengurus partai biasanya selalu mendapatkan nomor urut yang kecil? Hmmm... mencurigakan :)

Setelah mencari tahu ternyata menurut beberapa pengamat, nomor urut kecil memiliki keuntungan tersendiri bagi para caleg. Dengan nomor urut kecil, para caleg dapat mengklaim kepada rakyat bahwa yang bersangkutan dipercaya dan dekat dengan sang pemimpin partai dibanding yang memiliki nomor urut besar. Disamping itu secara psikologis rakyat Indonesia yang sebagian besar belum mengerti politik relatif tidak mau repot untuk menscaning nama-nama seluruh caleg yang ada dalam kertas suara saat berada dalam bilik suara. Masyarakat cenderung membaca (baca melihat) nomor-nomor teratas yang paling dekat dengan lambang partai.

Dari sini dapat diduga bahwa banyak caleg-caleg kita yang tidak percaya diri dalam menghadapi pemilu sehingga berebut untuk mendapatkan nomor urut kecil dengan harapan mendapatkan keuntungan-keuntungan tersebut. Bahkan ada caleg-caleg yang marah lalu mengundurkan diri dari partai begitu mendapatkan nomor urut besar lalu pindah ke partai yang mau memberikan nomor urut kecil.

Ketidakpercayaan diri para caleg tersebut jelas menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki elektabilitas yang cukup, juga menunjukkan bahwa caleg tersebut sebelumnya tidak memiliki kedekatan dengan konstituen di daerah pemilihannya sehingga langsung putus asa saat mendapatkan nomor urut besar. Dapat dikatakan bahwa caleg bersangkutan sebenarnya berjudi dalam mengikuti pemilu dengan asumsi rakyat akan memilih caleg-caleg dengan nomor urut kecil. Makin besar nomor calegnya maka kemungkinan untuk terpilih makin kecil.

Sayangnya caleg-caleg yang sengaja menolak nomor urut kecil lalu memilih nomor urut besar karena merasa memiliki kualitas, kompetensi dan kedekatan dengan pemilih sehingga yakin bisa terpilih, tidak cukup banyak diekspose, atau jangan-jangan memang hanya sedikit caleg yang seperti itu? Disisi lain para elit dan pengurus partai tidak memberikan contoh dan keteladanan. Para elit dan pengurus partai seharusnya dapat menunjukkan kepada segenap anggota partai, simpatisan partai bahkan masyarakat secara umum bahwa mereka memiliki kompetensi, kualitas, dan kedekatan dengan konstituen sehingga memilih untuk menggunakan nomor urut besar. Hal ini dilakukan untuk benar-benar menunjukkan aksi nyata bahwa nomor urut caleg hanyalah nomor urut yang tidak berpengaruh apapun pada kemungkinan lolos tidaknya mereka menjadi anggota legislatif.

Saya membayangkan para ketua partai memilih nomor urut 10, para pengurus mendapat nomor belasan, keluarga dari para elit dan pengurus mendapat nomor urut 20-an. Nah dari sini kita bisa menilai apakah mereka memang memiliki kedekatan dengan konstituen atau memiliki kompetensi dan kualitas untuk meyakinkan para pemilih agar memilih mereka yang memiliki nomor urut besar ataukah hanya untung-untungan mengikuti pemilu dengan mengandalkan faktor nomor urut kecil.

Bila memang mereka berani, maka hasil pemilu lah yang akan menjawab dan membuktikan bahwa mereka memang bisa terpilih meskipun mendapat nomor urut caleg yang besar. Hal ini akan meningkatkan wibawa para elit dan pengurus partai beserta kerabatnya karena memang memiliki kepercayaan diri dan berani menunjukkan bahwa mereka memang pantas dipilih. Pertanyaannya: Mungkinkah hal ini terjadi??? Mari kita tunggu saat penentuan nomor urut caleg definitif yang masih mungkin diubah oleh partai :)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun