Pertama tama saya ingin mengingatkan, ini bukan cerita tentang patah hati, meskipun nanti isinya mengarah kesana (yang penting ngeles dulu.. hehe)
Kedua dua (setelah yang pertama, pasti kedua kan) saya mau mengutip lirik lagu pagi ini yang mungkin sesuai dengan tema hari ini
Buka mata, hati, telinga. Sesungguhnya masih ada yang lebih penting dari sekedar kata cinta
Yang kau inginkan, tak selalu, yang kau butuhkan - mungkin memang yang paling penting
Cobalah untuk membuka mata, hati, telinga
(Maliq d’essential – Mata Hati Telinga)
Halah. Ga nyambung ya? Biarin. Itu kan motipasi biar ga selalu sibuk dengan urusan cinta. Ga selalu sibuk dengan urusan patah hati. Meskipun itu juga penting. Tapi jauh lebih penting untuk memantaskan diri, lagi dan lagi. Jodoh ga akan tertukar, bisanya keduluan orang....eh salah. Maksud saya, Â jangan terlalu lama patah hati. Banyak yang masih bisa dikerjakan.
Tapi...
Di sesi patah hati kali ini. Saya ingin mengakui kekalahan.
Kekalahan bahwa, saya tidak sekuat dulu.
Saya mengakui, kesombongan atas diri yang antigalau tentang masalah percintaan itu, sudah sangat rapuh.
Dulu, sejak SMA. Saya selalu bisa mengatasi perasaan saya. Bisa berpikir logis, bahwa urusan cinta tidak boleh dan tidak akan bisa mengganggu kehidupan pribadi yang bebas dan bahagia. Hanya orang orang bodoh yang terjebak seperti itu. Bahkan, saya mencibir orang orang yang terjebak sengsara dalam kisah cintanya. Buat apa sih sengsara, hidup masih terlalu indah untuk bersama sama dengan orang yang membuat mu sedih berkepanjangan. Ternyata memang tidak semudah itu. saya pun sekarang masuk dalam golongan orang orang yang dulu saya katai bodoh. Lesson learn
Saya juga jadi sadar. Orang orang yang menyukai saya, juga sengsara habis habisan, tapi mereka mempertahankan untuk mengejar saya. Oke, maksudnya bukan saya ge er. Tapi. Memang harus ada perjuangan di suatu yang berharga. Tidak selalu mudah. Terimakasih yang sudah menganggap saya berharga di jaman itu. But sometimes, you have to choose between turning the page and closing the book.
By the way.
Ketika patah hati, saya memang sering menghibur diri dengan kata kata bijak. Tapi, ada dua kata bijak yang menurut saya sangat berlawanan.
Yang pertama : It’s worth fighting for , something that worth having
Dimana klo konteksnya cinta, maka cinta yang sejati adalah cinta yang susah banget didapat. Dengan perjuangan
Yang kedua : With the right person, you don’t have to work so hard to be happy, it just happens effortlessly
Arti yang kedua adalah, cinta adalah ketika kita ga usah susah susah untuk menciptakan kebahagiaan, kebahagiaan datang karena tingkah lakunya, perkataannya, ide ide dan pemikirannya. Sangat mudah.
See? Jadi mana yang benar? Ya saya sendiri ga tau sih.  Seketika saya ingat sama salah seorang yang pernah suka sama saya dulu. Dia bilang : Kenapa ya susah sekali mendapatkan hatimu? Yang saya tahu, cinta orang orang sukses dengan pernikahannya, tidak sulit dan tidak menyakitkan.
Dulu saya tidak terlalu mengerti. Sekarang setengahnya setuju :D
Mungkin cinta yang benar memang ada proses pembelajaran, tapi tidak perlu menyakitkan. Dewasa tanpa perlu menyakiti.
Hahaha, kok makin galau giniiii
Intinya, postingan kali ini adalah.
Wahai kamu yang ada disana. Ketahuilah, tentu tidak mudah untuk melupakan kamu. sayangnya usaha terbaik saya saat ini adalah untuk mem format ulang semua memori saya, demi kebaikan seluruh umat (lebay). Jadi, kamupun bisa melangkah bebas bahagia dengan mantap. Sungguh saya mendoakan kamu bahagia, meskipun kebahagiaanmu itu sudah pasti.
Okeeeeiii hoppp sudah cukup cerita absurd kali ini. Sebelum ditutup, ada satu quotes lagi yang kepengen saya share.
Sometimes, you have to stop worrying. Wondering. And doubting. And just have a faith that things will work out.