Herman Sugianto (44) merintis usaha hanya modal satu mesin selep (penggiling padi) dari ayahnya. Semula, Hermanmengumpulkan hasil jasa yang didapat dari setiap orang yang menggilingkan berasnya kepadanya. Pada tahun 1994 itu selepnya hanya dilindungi dinding dari gedhek (bambu) yang terletak di pasar.