Semasa SD dulu penulis sering melakukan perkemahan dalam rangka memperingati Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di sebuah lapangan di Mandai (sekitar Bandara Lama). Disana terdapat beberapa bungker peninggalan Jepang. Penulis masih ingat pada guru pembimbing penulis, bahwa itu gua (maksudnya bungker) merupakan peninggalan bangsa pendudukan Jepang, jangan sekali-kali mendekati tempat itu, karena keramat, nanti kamu sakit. Dari mitos itu penulis pada waktu itu masih duduk di bangku kelas IV SD, percaya saja, bahwa gua itu angker, keramat dan ditunggui mahluk halus. Bungker itu memang terkesan dan pantas mempunyai predikat seperti apa yang dikatakan oleh guru pembimbing penulis. Betapa tidak bunker itu dipenuhi sampah, pengap dan tidak terurus. Baru-baru ini penulis sempat berjalan-jalan kesana, ternyata masih seperti dulu ketika aku berkemah waktu kelas IV SD dulu. Bahkan lebih parah disekitar lapangan itu telah mulai dipenuhi bangunan penduduk, bahkan bungker itu kini telah tidak teridentifikasi lagi, bila di lihat sekilas. Salah satu bungker itu kini diatasnya di bangun gedung pemerintahan (Kantor Kelurahan). Bungker merupakan merupakan lubang atau ruang perlindungan bawah tanah yang dipakai sebagai benteng pertahanan dan perlindungan dari serangan musuh. Dalam hal ini bungker Jepang dipersiapkan dalam menangkis serangan sekutu dari udara. Karena pada waktu itu Lapangan Udara Kadieng (bandara Lama) sudah dikuasai dan dijadikan sebagai pangkalan bagi bala tentara Jepang. Masuknya Bala Tentara Jepang di Sulawesi selatan tak dapat dipisahkan dari sejarah masuknya Bala Tentara Jepang di Indonesia. Berdasarkan catatan sejarah, Bala Tentara Jepang melakukan pendaratan untuk pertama kalinya di Makassar pada tanggal 9 Pebruari 1942, mereka berasal dari kesatuan Giyugun (Angkatan Laut). Dan salah satu hasil karya Bala Tentara Jepang yang masih dapat disaksikan hingga sekarang adalah Bungker di sekitar Bandara lama, kecamatan mandai Kabupaten Maros. Bungker ini terdiri dari sepuluh buah yang sudah teridentifikasi, semuahnya terletak di kelurahan Bontoa kecamatan Mandai Kabupaten Maros. Bungker Jepang ini secara garis besar berdenah Z dan T. Bungker ini terbuat dari beton bertulang, dibuat khusus untuk melindungi serdadu-serdadu Jepang dari serangan udara tentara Sekutu. Itulah sedikit gambaran tentang peninggalan Jepang di Sulawesi Selatan.***
KEMBALI KE ARTIKEL